DAIRI – Siang itu matahari bersinar gahar. Namun ketajaman semburat cahayanya tak seperti biasanya. Gulungan awan di atas sana membuat terik siang hari itu sejuk semilir yang ditingkahi suara pohon bergesekan yang diterpa angin.
Andi Lukman Muthalib turun dari kendaraan roda empat yang digunakannya. Siang itu, Rabu (21/9/2022), ia baru saja tiba di dusun Lau Siramben, Desa Sitinjo, Kecamatan Sitinjo, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
Lukman tidak sendiri. Kedatangan Kepala Perwakilan BMH Sumut ini dibersamai juga oleh Ketua DPW Hidayatullah Sumut Ust Subur Pramudya beserta jajarannya diantaranya Ust Fiman Hadait Munthe selaku Kadep Dakwah DPW Hidayatullah Sumut dan sejumlah perwakilan sejumlah simpul sinergi lainnya.
Tim BMH bersama DPW Hidayatullah dan Pos Dai Sumut tersebut tiba pukul 12.40 WIB di Kabupaten Dairi tersebut setelah melakukan perjalanan darat kurang lebih 4 jam dari kota Medan.
Mereka disambut oleh Dai Tangguh BMH, Ust Milza Taga di lokasi pembangunan pesantren yang sedang dirintisnya di dusun Lau Siramben tersebut.
“Kami ingin bertemu langsung dengan dai tangguh untuk menguatkan program dakwah di sini,” kata Lukman. Dia menjelaskan, Laznas BMH menjadikan program dakwah dan pendidikan sebagai pionir dari semua kegiatan yang dilakukan.
Sejalan dengan itu, terang dia, Dai Tangguh adalah program yang dihadirkan untuk menjawab kebutuhan umat terhadap minimnya ketersediaan sumber daya insani dai yang siap tugas dakwah ke berbagai daerah, khususnya ke daerah terdepan, terluar, tertinggal serta wilayah transmigrasi dan minoritas.
“Kedatangan ini dimaksudkan untuk menguatkan kiprah para Dai Tangguh dalam bertugas dengan memberikan motivasi, menjaga spirit dakwah, mengarahkan perencanaan program, memberi masukan dan mengevaluasi capaian pelaksanaan kegiatan,” lanjut Lukman.
Disamping itu, Lukman menjelaskan, kunjungan langsung ini juga mengupdate perkembangan dakwah yang terus bergerak dinamis dan sangat signifikan.
Donasi yang dititipkan di BMH menjadi bagian penting untuk kelancaran dan terjaganya semangat Dai Tangguh dalam menjalankan tugas di daerah. “Dengannya BMH support para dai dengan kafalah atau tunjangan biaya hidup dai. Zakat, infaq dan wakaf para muhsinin dan muhsinat semoga menjadi jembatan terangnya cahaya islam di bumi Indonesia,” tandasnya.
Kiprah Dai Tangguh di Pedalaman
Dai Tangguh merupakan salah satu program unggulan Laznas BMH. Dai Tangguh adalah sosok pribadi yang telah mumpuni untuk mendapat tugas dakwah. Hadirnya menjadi penggerak berbagai kegiatan kebaikan di masyarakat.
Sebagaimana dengan Dai Tangguh lainnya, Ust Milza Taga yang ditugaskan ke Dairi sejak 2 tahun yang lalu. Secara bertahap kiprah dan karyanya semakin terlihat dan membumi.
Di lahan wakaf seluas 2600 M² yang digarapnya di desa Sitinjo itu, kini telah berdiri 1 unit rumah pengasuh representatif dan pondasi masjid ukuran 10×10 M² dengan anggaran pembangunan 400jt.
“Kami bergerak secara alamiah saja, tidak ada pemodal atau donatur khusus yang mendanai pembangunan ini,” kata Ust Milza menjawab pertanyaan tentang sumber dukungan kegiatannya.
“Semuanya diikhtiarkan melalui merawat ibadah, kuatkan munajat, dan gencarkan silaturrahim baik offline maupun online”, ucap Milza penuh keyakinan.
Milza menyebutkan, untuk program fisik, sejak ia tugas di daerah ini, berfokus pada pembangunan rumah dan masjid. “Alhamdulillah, rumah sudah rampung. Setahun lebih kami numpang di rumah kebun milik tetangga”, ujar Milza sambil menunjuk rumah tersebut.
Selanjutnya, Milza membangun Masjid. “Ini sedang kami upayakan. Mohon doanya,” tambah pria asal Aceh yg tugas dakwah di kabupaten dengan populasi Muslim 15,6% dari 318.616 jiwa penduduk tersebut.
Selain itu, Milza bersama sang istri juga aktif mengajar ngaji anak-anak desa setiap hari. Lokasi binaanya itu di sebuah musholla sederhana di desa sebelah yang jaraknya relatif dapat dijangkau dengan mudah menggunakan transportasi darat.