Persib Dukung Pembangunan Lapangan Standar Nasional di Setiap Kecamatan Jawa Barat

NN Newsroom

Selasa, 25 November 2025

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (Foto: Dok. Humas Prov Jabar)

NASIONAL.NEWS (Bandung) — Gagasan pembangunan satu lapangan sepak bola berstandar nasional di setiap kecamatan di Jawa Barat kembali mencuat ke ruang publik setelah mendapat dukungan penuh dari Deputi CEO PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Adhitia Putra Herawan.

Adhitia menilai rencana tersebut memiliki relevansi strategis bagi masa depan pembinaan atlet muda di provinsi ini. Adhitia menegaskan bahwa pembangunan fasilitas yang merata akan membuka jalan bagi percepatan kualitas pemain.

“Arahan yang bagus,” ujarnya singkat, sembari menekankan bahwa konsep satu lapangan satu kecamatan “lebih kepada pembinaan usia muda.”

Dukungan Adhitia muncul setelah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengumumkan rencana pembangunan lapangan berstandar nasional di seluruh kecamatan sebagai upaya memperluas basis partisipasi olahraga dan menata ulang fondasi pembinaan atlet.

Menurut Adhitia, keberadaan fasilitas yang memadai akan memperbesar peluang lahirnya pemain berkualitas dari berbagai daerah.

Ia menyebut bahwa semakin kuat basis pembinaan usia muda, “pada akhirnya akan menguntungkan Persib,” mengingat klub tersebut banyak bergantung pada suplai talenta lokal.

Perlu Pemetaan Mendalam

Namun, Adhitia menggarisbawahi perlunya pembahasan teknis antara Persib dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebelum implementasi dijalankan.

Ia menyatakan bahwa program ini masih berada pada tahap wacana dan membutuhkan pemetaan mendalam atas kondisi aktual di lapangan.

“Kami perlu duduk bersama dulu,” ujarnya, menambahkan bahwa proses pembinaan tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan infrastruktur, tetapi juga oleh kesiapan sumber daya manusia.

Adhitia menyebut bahwa sejumlah daerah sebenarnya telah memiliki lapangan yang baik, tetapi tantangannya mencakup “mindset dan cara membina pemain usia muda.”

Fungsi dan Keberlanjutasn

Pandangan tersebut bersinggungan dengan perhatian Gubernur Dedi Mulyadi—atau KDM—yang menekankan bahwa pembangunan fasilitas olahraga harus mengutamakan fungsi dan keberlanjutan.

Dalam penjelasannya, KDM menyatakan bahwa standar kualitas lapangan perlu dijaga, sementara fasilitas penunjang seperti tribun dapat disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan kondisi lahan.

Ia menolak orientasi pembangunan yang terlalu mewah karena dianggap dapat memicu biaya pemeliharaan tinggi dan kerentanan terhadap kehilangan barang.

“Tidak perlu terlalu mewah karena pemeliharaannya mahal,” ujar KDM di Bandung, Senin (24/11/2025). Fokus utamanya adalah ketersediaan lapangan yang “bisa digunakan” oleh masyarakat.

Dalam perspektif yang lebih luas, Adhitia menilai persoalan pembinaan pemain muda tidak hanya terkait fasilitas fisik. Ia menyoroti ketiadaan kurikulum pembinaan standar di seluruh Jawa Barat. P

erbedaan filosofi dan pendekatan latihan antardaerah dinilai memengaruhi kualitas pemain yang dihasilkan. “Kita belum punya kurikulum yang standar se-Jawa Barat,” ujarnya.

Ia merinci bahwa gaya bermain yang berkembang di setiap kabupaten cenderung berbeda sehingga menyulitkan pembentukan karakter pemain yang seragam.

Bidik Mutu Permainan

KDM sebagai penggagas program juga menekankan bahwa lapangan yang dibangun harus memenuhi standar nasional guna memastikan mutu permainan.

Fasilitas seperti tribun dan pendukung lainnya, menurutnya, dapat menyesuaikan kebutuhan masyarakat, selama tidak mengorbankan keberlanjutan pemeliharaan. “Satu kecamatan harus memiliki satu lapangan yang representatif berstandar nasional,” tegasnya.

Dengan dukungan klub profesional seperti Persib, wacana pembangunan ini memasuki tahap pembahasan yang lebih konkret.

Masyarakat menyambut antusias ide ini. Pemerintah provinsi, pemangku kepentingan olahraga, dan komunitas sepak bola diharapkan dapat bersinergi untuk memastikan keselarasan antara infrastruktur, kurikulum pembinaan, dan standardisasi pelatihan di seluruh daerah.

TERKAIT LAINNYA