Semangat modernisasi pasar tradisional di Kota Kediri terus digelorakan. Kamis (9/10), Perumda Pasar Joyoboyo menggandeng Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Kediri dalam kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) serta Bimbingan Teknis (Bimtek) Media Sosial. Kegiatan yang berlangsung di ruang rapat kantor Perumda Pasar Joyoboyo ini diikuti para pengurus pasar tradisional dari seluruh penjuru kota, dengan satu visi bersama: menjadikan pasar sebagai ruang belanja yang nyaman, ramah anak, dan tentu saja, ngangeni.
Direktur Perumda Pasar Joyoboyo, Djauhari Luthfi, menegaskan bahwa kolaborasi ini merupakan langkah nyata menuju pasar yang lebih adaptif terhadap era digital. “Kita ingin menghidupkan kembali semangat masyarakat untuk berbelanja di pasar tradisional. Karena itu, kami tidak hanya berbenah dari sisi fasilitas fisik, tapi juga memperkuat komunikasi digital agar pasar bisa hadir lebih dekat di hati warga Kediri,” ujarnya.
Menurut Luthfi, di era media sosial yang serba cepat ini, publikasi yang menarik menjadi kunci. Ia menyebut, Perumda Pasar Joyoboyo kini memiliki tim media sosial khusus yang tersebar di tiap pasar. Tim ini bertugas mendokumentasikan aktivitas dan potensi lokal pasar, untuk kemudian diolah menjadi konten yang kreatif, segar, dan relevan dengan tren masyarakat urban.
“Pasar itu bukan sekadar tempat jual beli. Di sana ada cerita, interaksi, dan budaya yang harus dikemas menarik. Kami ingin konten yang kami tampilkan tidak monoton, tapi punya vibe yang positif dan kekinian, supaya pasar bisa tampil keren di mata anak muda dan keluarga muda,” terang Luthfi.
Kegiatan Monev dan Bimtek ini juga menjadi ruang interaktif bagi peserta untuk belajar langsung strategi komunikasi digital bersama tim dari Diskominfo Kota Kediri. Para peserta mendapat wawasan seputar storytelling visual, algoritma media sosial, hingga etika digital agar setiap unggahan di kanal resmi Perumda Pasar Joyoboyo bisa menjangkau audiens lebih luas.
Perwakilan Diskominfo Kediri dalam kesempatan tersebut menegaskan pentingnya sinergi lintas lembaga dalam membangun citra positif pasar tradisional. “Pasar adalah denyut nadi ekonomi rakyat. Kalau ingin tetap relevan, kita harus bisa hadir di dunia digital, dengan narasi yang kuat dan visual yang menarik,” tegasnya.
Lebih dari sekadar pelatihan, kegiatan ini menandai transformasi pasar tradisional menuju era digital yang inklusif dan partisipatif. Pasar kini tak lagi sekadar tempat transaksi, tetapi juga ruang edukasi, interaksi sosial, dan destinasi wisata belanja yang bersih, aman, serta ramah keluarga.
Dengan konsep “pasar yang ngangeni”, Perumda Pasar Joyoboyo berambisi menjadikan pasar-pasar di Kota Kediri bukan hanya sebagai pusat ekonomi rakyat, tapi juga sebagai ikon gaya hidup lokal yang hangat, inspiratif, dan membumi. Dari sinergi ini, wajah pasar tradisional Kediri tengah bergerak menuju babak baru—lebih modern, lebih menarik, dan tentu saja, lebih ngangeni.