JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan penghormatan ke kediaman mantan Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup (PPLH), Emil Salim, di Jakarta pada Rabu pagi (22/1/2025). Kunjungan ini menggambarkan hubungan lintas generasi antara dua tokoh nasional yang memiliki komitmen tinggi terhadap negara.
Dalam pertemuan tersebut, Prabowo tidak hanya menyampaikan rasa hormat tetapi juga memuji Emil sebagai figur panutan yang menjunjung tinggi pengabdian kepada bangsa dan negara.
Pertemuan itu berlangsung dalam suasana akrab dan penuh penghormatan. Dalam dokumentasi yang dirilis oleh Tim Media Presiden pada Kamis (23/1/2025), terlihat momen ketika Prabowo menyapa dan menyalami Emil dengan penuh rasa hormat.
Bahkan, Prabowo menundukkan tubuhnya saat memberikan salam kepada Emil, menandakan penghormatan mendalam kepada tokoh yang telah menjadi saksi sekaligus aktor penting dalam perjalanan bangsa Indonesia.
“Luar biasa, Pak Emil,” kata Prabowo saat bertemu. Emil yang membalas dengan kerendahan hati mengatakan, “Mestinya saya ke depan (untuk menyambut Anda).” Namun, Prabowo dengan cepat menegaskan, “Enggak, enggak, enggak. Luar biasa, Pak Emil. Minta maaf saya baru datang sekarang ini.”
Kedua tokoh ini tampak terlibat dalam percakapan yang hangat, di mana Prabowo secara serius mencatat beberapa poin penting yang disampaikan oleh Emil. Prabowo menyebut Emil sebagai pejabat negara dengan orientasi kuat terhadap pengabdian kepada negara. Hal ini, menurut Prabowo, adalah nilai yang patut dicontoh oleh semua pejabat publik.
Sosok Emil Salim
Emil Salim adalah tokoh yang telah mewarnai sejarah Indonesia dengan kiprah panjangnya sebagai akademisi, ekonom, dan pejabat negara. Lahir di Lahat, Sumatra Selatan, pada 8 Juni 1930, Emil meniti karier sebagai intelektual yang banyak memberikan kontribusi dalam bidang ekonomi dan lingkungan hidup. Ia dikenal sebagai salah satu murid terbaik dari ekonom terkemuka Indonesia, Prof. Sumitro Djojohadikusumo, yang tidak lain adalah ayah dari Prabowo Subianto.
Di era Orde Baru, Emil menjabat sebagai Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup selama lebih dari satu dekade, dari 1978 hingga 1993. Dalam posisi tersebut, ia memperkenalkan berbagai kebijakan lingkungan yang progresif, termasuk upaya pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Emil juga tercatat sebagai salah satu penggagas penting konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan, yang kala itu masih jarang menjadi perhatian pemerintah di negara-negara berkembang.
Kepemimpinan Emil di bidang lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan sering kali dijadikan rujukan hingga hari ini. Sebagai ekonom, ia kerap menekankan pentingnya keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan.
Dedikasinya terhadap pengabdian kepada negara tidak hanya terlihat dari kebijakan-kebijakannya, tetapi juga dari komitmen intelektual yang terus ia tunjukkan bahkan setelah pensiun dari pemerintahan.
Orientasi untuk Kepentingan Negara
Dalam kunjungan tersebut, Prabowo menekankan pentingnya orientasi pejabat negara terhadap pengabdian kepada negara, sebuah nilai yang menurutnya sangat dijunjung tinggi oleh Emil Salim.
“Inti yang saya tangkap dari Beliau, Beliau ingatkan bahwa seorang menteri adalah seorang pejabat negara, berarti orientasi pengabdiannya adalah negara,” ujar Prabowo.
Pesan ini, menurut Prabowo, harus dipegang teguh oleh semua pejabat negara, apa pun latar belakang mereka. Ia menegaskan bahwa begitu seseorang diangkat menjadi pejabat negara, orientasinya harus berubah untuk menempatkan kepentingan negara dan rakyat di atas segalanya.
“Kita diingatkan bahwa sebagai pejabat negara, orientasi kita pertama untuk negara. Kita memang ada yang berasal dari parpol, organisasi kemasyarakatan, dunia akademi, ilmuwan, NGO, atau LSM. Tapi begitu disumpah, kepentingan kita adalah untuk negara,” kata dia.
Prabowo juga menyampaikan apresiasi kepada para pejabat negara yang ia nilai telah menunjukkan orientasi yang sama. “Saya ucapkan terima kasih karena saya rasakan walaupun begitu banyak tokoh-tokoh dari berbagai latar belakang, orientasi kita adalah kepentingan negara, kepentingan rakyat. Dan saya kira ini dirasakan oleh rakyat kita,” imbuhnya.