Prioritas Nasional dalam Pengembangan KEK untuk Hilirisasi dan Kemandirian Ekonomi

Anchal M. Said

Rabu, 10 September 2025

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Tim Pelaksana Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus, Susiwijono Moegiarso, dan Plt Sekretaris Jenderal Dewan Nasional KEK, Rizal Edwin Manansang, dalam konferensi pers bertajuk 'KEK sebagai Lokomotif Pertumbuhan Ekonomi: Inspiring Growth, Leading Innovation' di Jakarta (Foto: Dok. Kemenko Perekonomian)

NASIONAL.NEWS — Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) kian diposisikan sebagai instrumen strategis dalam pembangunan nasional. Tidak hanya menjadi pusat investasi, kawasan ini diarahkan untuk memperkuat hilirisasi industri sekaligus menumbuhkan daya saing global.

Susiwijono Moegiarso, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Tim Pelaksana Dewan Nasional KEK, menegaskan bahwa arah pengembangan KEK sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029 dan visi Indonesia Emas 2045.

“Salah satu prioritas nasional adalah melanjutkan hilirisasi dan mengembangkan industri berbasis sumber daya alam untuk meningkatkan nilai tambah dalam negeri. KEK juga akan terus didorong agar mampu memperkuat ekspor sekaligus substitusi impor,” ujar Susiwijono dalam konferensi pers bertajuk ‘KEK sebagai Lokomotif Pertumbuhan Ekonomi: Inspiring Growth, Leading Innovation’, Selasa (9/9/2025).

Hingga semester pertama 2025, realisasi investasi di KEK mencapai Rp 294,4 triliun dengan tambahan Rp 40,48 triliun pada periode tersebut. Serapan tenaga kerja juga terus meningkat, dengan 28.094 orang terserap atau 56,4 persen dari target tahunan. Secara total, KEK telah menyerap 187.376 tenaga kerja dari 442 pelaku usaha.

Di sektor hilirisasi, KEK Gresik menjadi sorotan lewat kehadiran pabrik smelter tembaga terbesar di dunia milik PT Freeport Indonesia, yang juga menghasilkan emas.

Sementara itu, KEK Kendal resmi menghadirkan pabrik anoda baterai berkapasitas 80 ribu ton per tahun guna menopang produksi 1,5 juta mobil listrik. Sementara itu, KEK Sei Mangkei mencatat investasi Rp 6,5 triliun dengan nilai ekspor Rp 2,7 triliun pada 2024.

KEK Pusat Pendidikan

Tidak hanya berfokus pada industri berat, KEK juga dikembangkan sebagai pusat pendidikan. KEK Singhasari membuka perkuliahan bersama King’s College London dengan target 750 mahasiswa hingga 2030.

Berikutnya, ada Queen Mary University of London yang dijadwalkan beroperasi pada 2026 dengan target 6 ribu mahasiswa. Melalui kerja sama dengan Russell Group, ditargetkan 10 ribu mahasiswa dapat berkuliah di kawasan ini.

Di bidang teknologi digital, KEK Nongsa menarik investasi Rp 5,8 triliun untuk pembangunan pusat data.

Sementara itu, melalui skema Two Countries Twin Parks Indonesia–Tiongkok, KEK Industropolis Batang diproyeksikan menyerap investasi sebesar USD 3,6 miliar atau sekitar Rp 59,3 triliun.

Sasar Sektor Kesehatan

Sektor kesehatan juga menjadi prioritas pengembangan. KEK Sanur menghadirkan Bali International Hospital (BIH) dengan investasi Rp 4,42 triliun.

Kehadiran rumah sakit internasional ini diperkirakan mampu menghemat devisa hingga Rp 86 triliun, mengingat banyak masyarakat selama ini mencari layanan kesehatan di luar negeri.

Selain pencapaian tersebut, agenda besar juga tengah dipersiapkan. Plt Sekretaris Jenderal Dewan Nasional KEK, Rizal Edwin Manansang, mengumumkan pelaksanaan forum internasional Indonesia Special Economic Zone Investment Summit and Awards (SEZ-ISA) 2025 pada 11–12 November di Jakarta.

“Kami berharap Indonesia SEZ-ISA 2025 menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi, menarik investasi baru, dan membuktikan bahwa KEK mampu menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing,” ujar Rizal.

Forum internasional tersebut, jelas Rizal, diharapkan memperkuat branding KEK Indonesia di mata dunia, menjalin kerja sama lintas sektor, sekaligus mempercepat realisasi investasi nasional.

Langkah ini juga dipandang dia sebagai katalis menuju visi Indonesia Emas 2045, mempertegas peran Indonesia sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi global.

TERKAIT LAINNYA