Riau Sumbang Prestasi Nasional dalam Penurunan Angka Stunting

NN Newsroom

Sabtu, 20 September 2025

Foto: Dok. Pemprov Riau

Spektrum bahasan

NASIONAL.NEWS — Penanganan stunting di Indonesia kembali menorehkan catatan penting melalui capaian signifikan di Provinsi Riau. Dalam kurun waktu satu tahun, angka prevalensi tengkes turun tajam dari 20,1 persen pada 2024 menjadi hanya 3,29 persen di 2025.

Target penurunan yang semula ditetapkan sebesar 15 persen justru terlampaui jauh. Realisasi di lapangan melampaui harapan dengan capaian yang hanya 3,29 persen.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Yane, menyebut capaian tersebut buah dari intervensi serentak yang dilakukan sepanjang Agustus 2025. “Hasil ini membuktikan intervensi masif membuahkan hasil signifikan,” ujarnya, seperti dikutip dari laman resmi Provinsi Riau, Sabtu (21/9/2025).

Sebagai bagian dari program nasional, Riau melaksanakan penimbangan balita serentak di seluruh Puskesmas. Data yang terkumpul kemudian diinput ke aplikasi Sigizikesga sebagai basis validasi nasional.

Dari total 339.618 balita atau 89,76 persen sasaran yang berhasil diukur, hanya 10.011 anak yang tercatat mengalami stunting. Selain itu, sebanyak 9.684 balita mengalami wasting (3,14 persen) dan 13.388 balita mengalami underweight (4,39 persen).

“Ini pencapaian luar biasa berkat kerja sama semua pihak. Pemerintah daerah hingga pusat bekerja sinergis,” tambah Yane, menegaskan penanganan stunting bukan semata agenda daerah, melainkan bagian integral dari strategi pembangunan nasional.

Program Prioritas Pemerintah

Capaian tersebut juga tidak terlepas dari program prioritas pemerintah, seperti Pengukuran dan Penimbangan Balita Serentak, serta pemberian Vitamin A secara massal. Program ini merupakan tindak lanjut dari Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (Rakor TPPS) Provinsi Riau tahun 2025.

Data hingga 12 September 2025 menunjukkan bahwa pemantauan kesehatan balita di Riau telah berjalan secara komprehensif. Hasil pengukuran yang menurun drastis pada indikator gizi buruk menjadi bukti efektivitas strategi intervensi.

Kondisi ini sejalan dengan target nasional yang menempatkan penurunan stunting sebagai prioritas pembangunan sumber daya manusia menuju Indonesia Emas 2045.

“Ke depan, kami akan terus memperkuat kolaborasi lintas sektor agar angka stunting di Riau bisa terus ditekan bahkan mendekati nol,” pungkas Yane.

Dengan hasil yang diperoleh, Riau tidak hanya mencatatkan prestasi regional, tetapi juga memberi kontribusi terhadap pencapaian tujuan nasional.

Penurunan prevalensi stunting yang signifikan memperlihatkan bahwa strategi kesehatan publik yang terintegrasi mampu menjawab tantangan gizi anak bangsa. Pada saat yang sama, keberhasilan ini memperkuat pesan penting bahwa masa depan Indonesia ditentukan oleh kualitas generasi mudanya.

TERKAIT LAINNYA

Exit mobile version