MANILA – Santri Ar-Rohmah Putri Pesantren Hidayatullah Malang kembali menorehkan prestasi dalam ajang internasional bertajuk Sakola Diplomasi Batch 1 Manila Edition selama 8 hari di Manila, Filipina, 15 – 22 Agustus 2023.
Adalah Amira Syamsi Fajriya, santri Ar-Rohmah Putri Pesantren Hidayatullah Malang ini menjadi delegasi Partial Funded dalam ajang ini bersama dengan 34 peserta lainnya.
Program kepelatihan dan edukasi diplomasi internasional yang digelar oleh Sakola Kita melakukan kunjungan langsung ke Manila, Filipina.
Pendiri Sakola Kita, M. Solahudin Al Ayubi menyampaikan selamat kepada delegasi yang terpilih untuk mengikuti program Sakola Diplomasi edisi Manila 2023 ini.
“Kalian telah membuktikan kemampuan, dedikasi, dan semangat pemimpin muda Indonesia,” katanya.
Ia juga mengapresiasi pencapaian para peserta sehingga akhirnya bisa menjadi bagian dari program ini. “Kami yakin bahwa delegasi yang terpilih akan menjadi duta yang luar biasa, mampu menjalin hubungan baik dengan delegasi lain, komitmen dan senantiasa menjadi perwakilan Indonesia yang bermartabat dan berkarakter, terbuka terhadap perbedaan, dan siap untuk belajar dari setiap pengalaman baru,” imbuhnya.
“Selamat berjuang, berinteraksi, dan belajar di Sakola Diplomasi Manila edition 2023! Semoga kalian dapat memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin untuk memperluas wawasan, memperdalam pemahaman tentang diplomasi, dan membangun jaringan internasional yang kuat,” tandasnya.
Para calon peserta harus melalui tahapan untuk dapat menjadi bagian dari delegasi ini. Diantara tahapannya mengisi esai dan formulir dan mengikuti sesi wawancara. Selanjutnya ada uji kapasitas melalui kelas pre school diplomacy, diplomacy school, dan menyusun karya tulis penelitian berkenaan dengan diplomasi (post project diplomacy).
Amira Syamsi Fajriya menulis penelitian berjudul “Indonesia Spice Up the World” yang menelaah aspek aspek mendasar kekuatan diplomasi budaya di kancah internasional.
Amira menjelaskan, penelitiannya ini membeberkan diplomasi yang mempromosikan kekayaan makanan khususnya rempah di Indonesia untuk dunia fokus dalam gastrodiplomacy.
“Implementasi gastrodiplomacy membutuhkan beberapa strategi yang efektif. Gastrodiplomacy adalah cara yang mudah untuk memperkenalkan Indonesia walau terdapat beberapa kendala seperti lack of awarness, border of export, dan beberapa kendala lainnya,” jelas Amira menjelaskan ihwal konklusi dan rekomendasi penelitiannya.
Ia pun berhasil mempresentasikan penelitiannya itu dengan hasil yang memuaskan, kendati ia harus berjuang keras sedikitnya selama sebulan untuk mempersiapkan karya tersebut.
“Alhamdulillah, bisa melalui semua tahapannya. Terimakasih atas semua bimbingannya selama ini,” imbuhnya menandaskan.