Semarak Ramadhan PBSI Unindra PGRI dengan Beragam Lomba Edukatif

uni

JAKARTA – Di seluruh penjuru dunia, umat Muslim merindukan kedatangan bulan Ramadan dengan penuh kekhusyukan. Bulan penuh berkah yang menjadi pelipatganda amal ibadah ini telah dinantikan sejak zaman Rasulullah SAW, bahkan para sahabat memohon agar setahun penuh dijadikan bulan Ramadan sebagai bentuk keagungan dan keistimewaan bulan ini.

Momentum berharga ini juga dirasakan oleh mahasiswa dan mahasiswi, seperti yang terjadi dalam acara Semarak Rayakan Lomba di Bulan Ramadan (Sayembara) pada Sabtu, 23 Maret 2024, di MPA Al-Hikmah, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Kehangatan menyambut Ramadan terasa dalam acara yang diikuti oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Indraprasta (Unindra) PGRI.

Mereka berkompetisi dalam berbagai lomba, mulai dari puisi Islami hingga pidato, dengan dihadiri oleh kepala program studi pendidikan bahasa Indonesia dan beberapa dosen PBSI.

Ketua panitia, Etisa, memberikan apresiasi kepada seluruh panitia dan alumni yang turut serta dalam acara ini, memperkuat ikatan kebersamaan di bulan Ramadan.

Inspirasi dari Ceramah Ramadan

Salah satu momen paling berkesan dalam acara ini adalah tausiyah yang disampaikan menjelang berbuka oleh UstadZ Rasfiuddin Sabaruddin, S.Sy., MIRK, Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Hidayatullah.

Dalam ceramah singkat namun padat, Rasfiuddin mengangkat tema keagungan doa dalam Ramadan. Ia memberikan contoh inspiratif tentang pentingnya doa sebagai ungkapan kebutuhan dan pengakuan diri kepada Sang Pencipta.

Dia mengungkapkan kisah tentang bagaimana doa seorang mahasiswa yang menginginkan istri yang hafal Al-Qur’an menjadi kenyataan setelah disampaikan dengan tulus di bulan Ramadan, menjadi bukti nyata bahwa doa yang tulus akan dikabulkan oleh Allah SWT.

Ustadz Rasfi menekankan pentingnya menyusun “proposal doa” kepada Allah SWT dengan jelas dan tulus. Sebagaimana dalam analogi yang disampaikan, seperti ketika seseorang diberi kesempatan dua jam untuk mendapatkan beasiswa penuh, maka ia akan segera bergerak.

Begitu pula dengan doa, momen Ramadan adalah kesempatan yang tidak boleh disia-siakan untuk mengungkapkan segala kebutuhan dan impian kepada Allah.

Menurut Rasfi, keistimewaan bulan Ramadan tidak hanya terbatas pada berpuasa, tetapi juga pada peluang besar untuk berdoa dan mendapatkan keberkahan.

Sebagai seorang panitia, salah satu peserta mengungkapkan kesadarannya akan pentingnya doa dalam bulan Ramadan. Ia berjanji untuk menyusun doanya dengan sebaik mungkin, karena yakin bahwa tidak ada halangan bagi doa yang diucapkan dengan tulus di bulan Ramadan. Kesempatan selama 30 hari ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mendapatkan keberkahan dan petunjuk dari Allah SWT.

Menyatu dengan Surah Al-Baqarah

Keistimewaan bulan Ramadan tidak lepas dari kandungan surah Al-Baqarah ayat 183 yang mengingatkan umat Muslim akan kewajiban berpuasa dan tujuan akhirnya, yaitu mendapatkan takwa.

Dengan kesadaran akan makna dan keistimewaan bulan Ramadan, umat Muslim di seluruh dunia bersatu dalam menjalankan ibadah, berdoa, dan meraih berkah-Nya.

Dalam kesimpulannya, momen Ramadan bukan hanya sekadar waktu berpuasa, tetapi juga momentum berharga untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui doa dan amal ibadah yang tulus.

Semoga keajaiban dan berkah bulan Ramadan senantiasa menginspirasi kita untuk menjadi hamba yang lebih baik dan mendapatkan ridha-Nya.*/Hasman Dwipangga

Pos terkait