Sering jadi Bahasan Politik, Inilah yang Dimaksud ‘Pemimpin yang Kuat’

0
1738
strong leaders

JIKA kamu aktif mengikuti acara program bincang politik, talkshow di televisi, atau menyimak gelar wicara melalui di kanal kanal podcast, tentu kamu tak asing dengan istilah “kepemimpinan yang kuat” dan “pemimpin yang kuat”.

Di tahun tahun politik seperti sekarang, istilah pemimpin kuat semakin santer berseliweran yang dilontarkan para politisi pendukung calon presiden masing masing.

Layaknya santapan panas dengan penyajian cantik yang menggiurkan, term ‘pemimpin kuat’ menjadi kosa kata yang merangsang selera, diklaim, dan diperebutkan.

Betapa tidak, lafal ‘pemimpin kuat’ ini memang seolah memiliki kekuatan magis luar biasa sehingga semua pihak yang berkepentingan merasa perlu menjadikannya sebagai bahan bernarasi untuk promosi. “Sebagai bangsa besar, Indonesia membutuhkan pemimpin yang kuat, capres kamilah orangnya,” begitulah kira kira politisi berjualan.

Tentu saja, langkah langkah tersebut tidak salah. Namun yang penting adalah menempatkan kata ini secara lebih bermartabat dan proporsional. Sebab, bisa jadi, ada yang keliru memaknai dengan mendistorsi sehingga mengalami penyempitan makna, atau, yang lebih memilukan, menjadikannya sebagai komoditas politik belaka.

Pada titik inilah perlu ditarik satu pemaknaan konkret berkenaan dengan kata “pemimpin kuat” atau “kepemimpinan yang kuat” agar masyarakat kemudian memahami secara lebih substantif bahwa “kuat” yang diatribusi pada pemimpin tidak diidentifikasi melulu pada hal hal lahiriah seperti kemampuan bicara, suara, gestur, bentuk tubuh, perawakan, kepemilikan terhadap sesuatu, keterkaitan silsilah, dan semua yang berkaitan dengan hal material.

Tetapi, perlu digarisbawahi, boleh jadi pemimpin kuat itu memiliki eminensi yang identik berkenaan dengan hal lahiriah tadi, namun “pemimpin kuat” tidak selalu terdefinisi bahwa pada dirinya melekat berbagai indikator hal fisik sebagaimana identifikasi yang dicontohkan.

Maksud ‘Pemimpin yang Kuat’

Maka disinilah pentingnya meletakkan persoalan ini secara bijak, diantaranya mendudukkan kembali pengertian kata tersebut dengan semangat kohesifitas untuk membangun bangsa dengan hadirnya pemimpin yang seperti diharapkan.

Lantas, apa sih yang dimaksud dengan kepemimpinan yang kuat (strong leadership) dan pemimpin yang kuat (strong leaders)?

Dengan tetap mengacu pada pengertian yang telah dikemukakan para ahli, maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan yang kuat adalah kemampuan untuk mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama.

Sementara, pengertian ‘pemimpin yang kuat’ adalah mereka yang memiliki nyali, visi yang jelas, mampu menggerakkan yang dipimpin untuk mencapai visi, dan secara personalitas memiliki integritas, kejujuran, serta keberanian untuk mengambil keputusan sesulit apapun.

Artinya, secara sederhana, dapat kita tamsilkan bahwa pemimpin yang kuat itu bukan (atau tidak selalu) berbadan kekar dan besar, pandai bicara, bergelar sarjana, perawakannya menarik, atau memiliki identifikasi ciri tertentu pada bagian tubuhnya. Bukan itu.

Pemimpin yang kuat itu adalah berpengaruh, visioner, tegas tapi tak menakutkan, disegani, berani, jujur, pemersatu, berempati, fokus pada hasil, dan adaptif.

Nilai nilai ini juga merupakan cerminan keseharian dalam penerapan ajaran agama yang dianut. Maka, jika ciri ciri ini kamu temukan ada pada figur calon pemimpin pilihanmu, berarti keputusanmu sudah tepat.

Dengan pengertian dasar tentang strong leadership dan strong leaders ini, semoga kamu dapat menelisik lebih jauh tentang calon pemimpin bangsa kelak dan memutuskan hak politik kamu secara lebih bijak, dewasa, dan melandaskannya pada rasionalitas. (ybh/nns)