Seruan Boikot Ekonomi Jadi Senjata Perempuan Indonesia Bela Palestina

NN Newsroom

Minggu, 6 Juli 2025

Ormas dan komunitas perempuan dari berbagai kalangan menggelar aksi damai bertajuk "One Million Women for Gaza" di Jakarta, Ahad, 6 Juli 2025 (Foto: Sri Wahyuni/ Nasional.news)

Ringkasan cakupan

NASIONAL.NEWS — Gerakan solidaritas untuk Palestina kini memasuki fase baru. Puluhan ribu perempuan dari 40 ormas dan komunitas berpartisipasi dalam aksi damai “One Million Women for Gaza” yang digelar Ahad (6/7/2025) di Jakarta.

Diinisiasi oleh PP Wanita Islam dan ARIBP Perempuan, aksi ini fokus pada kekuatan ekonomi sebagai alat perjuangan damai.

Tema utama aksi ini, “Women’s Economic Boycott Against Pro-Israel Products”, menandai pergeseran strategi dari aksi massa ke pengaruh nyata melalui kebiasaan konsumsi.

“Konsumsi adalah bentuk sikap politik,” tegas pernyataan resmi ARIBP Perempuan dalam keterangan siaran persnya. Setiap rupiah yang dibelanjakan masyarakat, menurut mereka, memiliki dampak moral dan kemanusiaan.

Lebih dari sekadar unjuk rasa, aksi ini memadukan berbagai kegiatan edukatif, kultural, dan ekonomi. Di antaranya adalah orasi lintas agama dan profesi, doa bersama, panggung budaya berisi puisi dan musik religi, serta testimoni dari korban agresi dan pejuang kemanusiaan.

Ganti Produk

Salah satu sorotan utama adalah kampanye #GantiProduk, yaitu ajakan untuk meninggalkan produk-produk yang diketahui mendukung pendudukan Israel, dan menggantinya dengan produk halal lokal.

Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan bazar produk UMKM perempuan, penyebaran infografis edukatif, serta penandatanganan Deklarasi Boikot Nasional.

Kegiatan ini dinilai sebagai bentuk aktualisasi nilai-nilai kemanusiaan. “Aksi ini bertujuan menguatkan jaringan ekonomi alternatif, terutama produk halal lokal dan UMKM perempuan sebagai solusi nyata dari sikap boikot,” sebut penyelenggara.

Takziah Nasional

Aksi damai ini juga menjadi ruang takziah nasional atas wafatnya Dr. Marwan Al Sultani, Direktur RS Indonesia di Gaza. Nama dia disebut berkali-kali dalam orasi sebagai simbol perjuangan kemanusiaan yang tak kenal batas wilayah.

Kehadiran perempuan dari berbagai lapisan masyarakat — guru, pelajar, mahasiswa, komunitas ojol perempuan, hingga tokoh nasional dan influencer — memperkuat pesan bahwa gerakan boikot ini adalah bentuk aksi strategis yang bermartabat.

Dengan pendekatan edukatif dan aksi damai, para peserta berharap dapat menggugah kesadaran kolektif masyarakat Indonesia untuk mendukung Palestina bukan hanya lewat doa dan demonstrasi, tetapi juga melalui pilihan konsumsi sehari-hari.

“Perjuangan Palestina adalah perjuangan kemanusiaan,” tegas pernyataan gabungan semua ormas dan komunitas yang tergabung dalam aksi ini.

TERKAIT LAINNYA