JAKARTA — Badan Wakaf Indonesia (BWI) menerima audiensi dari pengurus Badan Musyawarah Islam Wanita Indonesia (BMIWI) di kantor pusat BWI, Jakarta, pada hari Kamis (6/3/2025). Pertemuan ini bertujuan untuk menjajaki peluang sinergi dalam pengembangan program wakaf produktif yang solutif, khususnya untuk mendukung pemberdayaan keluarga Indonesia.
Dalam konteks ini, wakaf produktif dipandang sebagai instrumen strategis yang mampu memberikan dampak nyata bagi kemaslahatan umat, terutama melalui pemberdayaan ekonomi dan sosial keluarga muslimah.
Ketua Presidium BMIWI, Dr. Reny Susilowati Latip, M.Pd.I., dalam sambutannya menegaskan pentingnya wakaf produktif sebagai solusi konkrit.
“Wakaf produktif merupakan salah satu solusi konkrit untuk pemberdayaan Keluarga Indonesia, hasil pengelolaan wakaf khususnya wakaf uang dapat menjadi salah satu sumber pemberdayaan Keluarga Indonesia. Untuk itu kami beraudiensi dengan BWI,” kata Reny, yang menekankan pentingnya memanfaatkan potensi wakaf sebagai sumber pendanaan yang berkelanjutan bagi program-program pemberdayaan.
BMIWI, sebagai federasi organisasi wanita Islam terbesar di Indonesia, memiliki jaringan luas yang terdiri dari 34 organisasi massa (ormas). Anggotanya meliputi PP Muslimat NU, PP Wanita Islam, PP Wanita Syarikat Islam, PP Aisyiyah, PP Wanita PERTI, PP Majelis Wanita Al-Irsyad Al-Islamiyah, PP Wichdatul Muslimat, PP PERSISTRI, PP Fatayat NU, PP Nasyiatul ‘Aisyiyah, KOHATI PB HMI, PP Kongres Buruh Islam Merdeka (KBIM), PP Sepmiwat, PP Wanita Ittihadil Muballighin, PP Badan Kontak Majelis Ta’lim (BKMT), PP Forum Alumni KOHATI (FORHATI), PP Wanita GUPPI, PP Wanita PUI, PP Korps Wanita Majelis Da’wah Islamiyah (MDI), PP Angkatan Putri Al-Wasliyah, DPP Pengajian Al-Hidayah, PP Korps Wanita GPI (Gerakan Pemuda Islam), Korpus PII Wati, PP Persaudaraan Muslimah (SALIMAH), PP Muslimat Al-Washliyah, PP PERWATI, Daiyah Parmusi, PP Muslimat Hidayatullah, PP Muslimat Mathla’ul Anwar, PP FORSAP (Forum Silaturrahmi Antar Pengajian), Muslimat Dewan Dakwah, PP Muslimat Al-Ittihadiyah, Permata Ummat, dan Harokah Majelis Taklim.
Keberagaman ini menjadikan BMIWI sebagai kekuatan sosial yang potensial dalam mendukung pengelolaan dan penyaluran hasil wakaf produktif.
Dr. Reny lebih lanjut menjelaskan bahwa banyak anggota BMIWI aktif dalam kegiatan sosial dan ekonomi. Hal ini memberikan peluang bagi federasi untuk berkontribusi secara langsung dalam program wakaf, baik sebagai pengelola maupun penyalur manfaat kepada keluarga muslimah yang membutuhkan. Pendekatan ini sejalan dengan misi BMIWI untuk memperkuat peran wanita Islam dalam pembangunan masyarakat.
Di sisi lain, Pengurus Pusat BWI yang diwakili oleh Dr. Kartini, S.Ag., M.Pd., menyambut baik inisiatif BMIWI. Dalam sambutannya, Dr. Kartini menekankan bahwa BMIWI, dengan jumlah anggota wanita terbesar di Indonesia, merupakan aset bangsa yang potensinya perlu terus dikembangkan.
“Saya mendorong BMIWI untuk ikut Gerakan Indonesia Berwakaf. Dengan begitu, sumber pendanaan organisasi nantinya bisa juga dari hasil pengelolaan wakaf produktif yang dapat digunakan untuk pemberdayaan anggotanya,” katanya.
Dr. Kartini turut mengajak BMIWI untuk berperan aktif dalam sosialisasi dan literasi wakaf, khususnya di kalangan ibu-ibu majelis ta’lim. Menurutnya, peningkatan pemahaman tentang wakaf di tingkat grassroots akan memperluas dampak program ini.
Dia menjelaskan, BWI merupakan lembaga independen yang dibentuk Undang-Undang 41 Tahun 2004 tentang Wakaf yang memiliki tugas sebagai regulator maupun pengelola wakaf. Salah satu tugasnya adalah pendaftaran dan penggantian nazhir.
“Terkait penghimpunan wakaf uang ini harus diajukan oleh lembaga yang sudah berbadan hukum. Setelah memenuhi persyaratan, perijinannya dari Badan Wakaf Indonesia,” kata Kartini yang menegaskan peran strategis BWI sebagai mitra dalam mewujudkan visi wakaf produktif.
Pertemuan diakhiri dengan ucapan terima kasih dari rombongan BMIWI kepada BWI atas dukungan yang diberikan. Rombongan BMIWI periode 2023-2028 yang hadir meliputi Ketua Presidium Dr. Reny Susilowati Latip, M.Pd.I., Wakil Sekretaris Jenderal Diana, Bendahara Umum Herliani, dan Ketua Bidang Infokom Inna Sriwahyuni. Mereka diterima langsung oleh Dr. Kartini di kantor BWI, TMII, Jakarta Timur. (ybh/nas)