JAKARTA – Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR) Hidayat Nur Wahid mendorong pemuda selalu progresif dengan memaksimalkan segala kemampuan untuk melahirkan terobosan pikiran dan karya yang bermanfaat bagi umat, dengan begitu ia selalu naik level.
“Seorang pemuda harus memaksimalkan setiap level hidup yang dilewati. Lakukan yang terbaik masa sekarang untuk mencapai cita cita masa depan,” kata Wakil Ketua MPR RI yang karib disapa HNW ini.
Hal itu disampaikan HNW saat menjadi narasumber pada acara talkshow bertajuk “Kokohkan Karakter Pemuda Progresif Beradab untuk Indonesia Bermartabat 2045” di arena Munas VIII Pemuda Hidayatullah yang berlangsung di Gedung Pusat Dakwah Hidayatullah Jakarta, Jum’at (17/2/2023).
HNW mengatakan, masa depan tidak bisa dipisahkan dengan masa lalu. Oleh sebab itu, terangnya, kalau pemuda ingin mencapai masa keemasan harus memiliki karakter seperti yang dimiliki oleh para pendahulu.
“Untuk menuju masa keemasan, pemuda harus miliki karakter seperti pada pendahulu kita, baik dalam konteks karakter dalam agama maupun berbangsa yang telah ditunjukkan para pendahulu,” imbuhhya.
Karakter para pendahulu, lanjut HNW, memiliki keutamaan nilai dalam kepribadiannya diantaranya memiliki tradisi terpelajar, religius, senang beroirganisasi, berkolaborasi, dan cinta Tanah Air.
“Lakukan yang terbaik masa sekarang untuk mencapai cita cita masa depan,” tegasnya.
Pada kesempatan tersebut HNW juga mengingatkan peran sentral pemuda sebagai pengawal demokrasi, sehingga perlu terus mnelanjutkan tradisi korektif pada hal hal yang tidak baik dan berupaya menghadirkan solusi.
Disamping itu, pemuda juga perlu selalu mencermati berbagai isu termasuk mengikuti perkembangan Undang Undang.
“Kalau ada Undang Undang yang keliru, kritisi. Kalau ada yang baik, dukung dan buat pernyataan tentang hal itu. Tetap serius dan jaga kebersamaan. Dan ingat, peristiwa 2024 mendatang akan sangat berpengaruh apa yang dicita citakan oleh pemuda pada tahun 2045 sesuai dengan tema Munas saat ini,” katanya.
HNW menambahkan, sejarah akan berulang. Dia menyebutkan, pada tahun 1920-an para pemuda dengan latar belakang yang beragam telah mampu menghadiahkan Indonesia kepada kita pada pada tahun 1945.
Karenanya, ia menyampaikan, pemuda memiliki kewajiban merawat negeri ini dengan nilai nilai karakter luhur dalam semangat keislaman, kebangsaan, dan keindonesiaan.
“Jangan ragu, jangan gamang, jaga dan cintailah Indonesia sebagaimana Nabi mencintai Makkah dan Madinah,” tandasnya.*/Yacong B. Halike