TOLITOLI – Dai muda Sulawesi Tengah, Ust. Suhardi, S.Th.I, mengatakan Idul Fitri merupakan momentum untuk memperkuat persaudaraan dimana bulan Syawal sebagai medium menyatunya empat energi sekaligus.
Hal itu disampaikan Suhardi saat menjadi khatib Idul Fitri di halaman Masjid Daarul Hijrah, Kampung Liu, Dusun Tinigi, Kecamatan Galang, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, Sabtu (22/4/2023).
Suhardi menyebutkan, suasana kebatinan setiap kali Syawal hadir selalu mengalirkan setidaknya empat spirit yaitu kegembiraan, kebersamaan, kekeluargaan, dan kepedulian.
Menurutnya, empat hal itu menyatu menjadi pelajaran kehidupan sosial yang secara otomatis hadir saat Ramadhan meninggalkan kita semua.
“Idul Fitri menjadi identitas kemenangan umat Islam setelah berhasil lulus dari ujian pengekangan hawa nafsu. Maka wajar sekali jika umat Islam merasa bergembira,” katanya.
Setelah itu, terang dia, umat Islam menjalin kebersamaan dalam suasana kefitrian atau kesucian diri dan kemudian berkumpul bersama keluarga. Di situlah kata dia lahir suasana kekeluargaan yang sangat akrab.
“Bulan Syawal juga menjadi waktu yang tepat untuk mengawali perbaikan diri kita agar semakin bertakwa dan baik terhadap sesama manusia. Hal ini tercermin dalam setiap diri umat Islam yang diwajibkan menunaikan zakat fitrah sebagai amalan kepedulian sosial,” imbuh mahasiswa Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta ini.
Dia menjelaskan, pribadi beriman tentu memiliki keyakinan yang kuat terhadap janji Allah atas balasan dariNya atas segala kebaikan yang dilakukan. Sehingga mereka yang merasakan kenikmatan Iman tak sedikitpun ada keraguan dalam dirinya untuk terus berbuat kebaikan utamanya menjalin hubungan silaturahmi sebagai buah dari ketakwaan.
Suhardi menambahkan, orang beriman pada Allah bukan berarti tidak pernah berbuat salah dan khilaf. Melainkan juga tidak bisa terlepas dari dosa.
“Namun bagi orang beriman ketika menyadari telah berbuat salah, dia akan langsung beristigfar memohon ampun kepada Allah,” katanya seraya menyitir Al Qur’an surah An Nahl ayat 128.
Disamping itu, orang beriman memiliki kepekaan sosial dimana ia merasa melakukan kesalahan kepada saudara, tetangga apalagi kepada kedua orangtua, maka akan segera meminta maaf agar tidak ada celah untuk terjadinya keretakan dalam jalinan persaudaraan.
“Semoga bulan Ramadhan yang telah kita lalu menjadi Ramadhan terbaik kita,” tandasnya.
YUSAK MARTIN