PERSELINGKUHAN, bagaikan pisau bermata dua yang siap menancapkan luka mendalam bagi siapapun yang terjerat dalam jerat rayuannya.
Tak jarang, api cinta yang membakar hati dalam pernikahan sirna ditelan badai nafsu sesaat, seperti kisah tragis Tham, seorang pria yang rela menceraikan sang istri demi menikahi selingkuhannya.
Ironisnya, kebahagiaan yang diimpikan Tham tak kunjung datang. Alih-alih menemukan cinta sejati, Tham justru terjerumus dalam perangkap penipuan dan berakhir dengan hati yang remuk redam.
Dinukil Nasional.news dari eva.vn, Tham disebut sebagai seorang pria asal provinsi Henan, Tiongkok, tengah berada di puncak kejayaan karirnya.
Kehidupan pribadi Tham pun tampak sempurna dengan kehadiran istri yang setia dan anak yang menggemaskan. Namun, di balik kemewahan dan keharmonisan tersebut, Tham menyimpan rasa tidak puas.
Seiring berjalannya waktu, rasa cinta Tham kepada sang istri mulai memudar. Tekanan dan rasa terkekang dalam pernikahan membuatnya merasa terjebak. Takdir mempertemukannya dengan Tieu Trang, seorang pramugari berusia 23 tahun yang memesona, dalam sebuah perjalanan bisnis.
Tergoda Rayuan
Pesona Tieu Trang bagaikan magnet yang menarik Tham ke dalam jurang cinta terlarang. Tak butuh waktu lama, Tham terjerat dalam lilitan rayuan dan janji manis Tieu Trang. Di balik paras cantiknya, Tieu Trang menyimpan motif tersembunyi: pelorotin uang Tham.
Terbuai oleh cinta dan nafsu, Tham rela menggelontorkan uang puluhan juta demi menyenangkan Tieu Trang. Ia mentransfer 600.000 yuan (sekitar Rp 1,3 miliar) kepada selingkuhannya, tak terhitung pula dengan biaya makan, jalan-jalan, dan berbelanja yang fantastis.
Ketamakan Tieu Trang tak berhenti di situ. Ia meyakinkan Tham untuk menceraikan sang istri demi mewujudkan pernikahan mereka. Pada Agustus 2020, Tham menjatuhkan talak dan menceraikan istri sahnya.
Buta cinta dan terobsesi dengan Tieu Trang, Tham melamarnya segera setelah perceraian. Namun, alih-alih rasa bahagia, Tieu Trang justru dilanda kebingungan. Ia tak mencintai Tham, melainkan hanya tergiur oleh kekayaannya.
Tieu Trang tak ingin menikah dan menghabiskan sisa hidupnya bersama Tham. Namun, ia tak ingin kehilangan sumber uangnya. Ia pun berpura-pura menerima lamaran Tham dan diam-diam menyusun rencana licik.
Sementara Tham sibuk mendekorasi dan merenovasi rumah impian mereka, Tieu Trang diam-diam mencari ‘mangsa’ baru. Ia memanfaatkan media sosial untuk menjalin hubungan dengan banyak pria, berpura-pura mencari cinta sejati.
Kecurigaan Tham mulai muncul ketika Tieu Trang sulit dihubungi dan tak pernah menjawab panggilan video. Rasa cemburu pun mulai menyelimuti hatinya.
Dugaan Tham terbukti benar. Rekaman kamera CCTV di apartemen pemberian Tham menunjukkan Tieu Trang bermesraan dengan pria lain dan membawanya ke dalam apartemen.
Hati Remuk
Tham murka. Ia konfrontasi Tieu Trang, namun sang selingkuhan berdalih bahwa pria tersebut hanya rekannya yang membantunya memperbaiki mobil. Namun, kebohongan demi kebohongan terungkap, menghancurkan kepercayaan dan cinta Tham.
Awalnya, Tham bertekad untuk memutuskan hubungan dengan Tieu Trang. Namun, bujuk rayu ibu Tieu Trang dan rasa cinta yang masih membara di hatinya membuatnya luluh. Ia memaafkan Tieu Trang dan kembali menjalin hubungan.
Ironisnya, semakin lama rupanya Tham tak mendapatkan kebahagiaan yang dicarinya. Ia kembali ditipu dan dikhianati oleh Tieu Trang. Merasa tertipu dan dirugikan, Tham memutuskan untuk membuka cerita tragisnya ke media dan menuntut Tieu Trang untuk mengembalikan uangnya.
Lebih malangnya lagi, Tham tak bisa menuntut Tieu Trang secara hukum karena semua pemberiannya bersifat sukarela. Di sisi lain, karena perselingkuhannya saat masih beristri, uang yang diberikan Tham kepada Tieu Trang seharusnya menjadi miliknya dan sang mantan istri. Mantan istri Tham pun mengajukan gugatan untuk mendapatkan haknya.
Kisah Tham menjadi pengingat pahit bagi siapapun yang tergoda untuk terjerumus dalam lilitan perselingkuhan. Nafsu sesaat dapat membawa konsekuensi fatal, menghancurkan kebahagiaan keluarga dan mengantarkan pada jurang penyesalan yang tak terhingga.
Percayalah pada pasangan dan bangunlah komunikasi yang terbuka untuk menghindari tragedi serupa. Ingatlah, kebahagiaan sejati tidak datang dari harta benda atau cinta palsu, melainkan dari ketulusan dan kesetiaan. (nur/nas)