NASIONAL.NEWS — Indonesia kehilangan salah satu sosok sentral dalam sejarah ekonomi dan politik modernnya. Kwik Kian Gie, mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri (Menko Ekuin) era Presiden Megawati Soekarnoputri, wafat pada Senin, 28 Juli 2025, di Jakarta, dalam usia 89 tahun.
Kabar duka ini pertama kali tersebar melalui pesan berantai dan segera dikonfirmasi oleh sejumlah tokoh nasional serta keluarga dekat.
Mendiang Kwik mengembuskan napas terakhir di kediamannya setelah berjuang melawan komplikasi kesehatan yang dideritanya dalam beberapa waktu terakhir. Rencananya, jenazah akan disemayamkan di rumah duka dan dimakamkan dalam upacara keluarga pada Selasa, 29 Juli 2025.
Sosok Tokoh Nasional
Sepanjang hayatnya, Kwik dikenal luas sebagai tokoh nasional dan ekonom yang tajam, intelektual independen, serta politisi yang memegang teguh prinsip.
Ia pernah menjabat sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan.
“Kwik adalah tokoh bangsa yang berani, berpikir tajam, dan memiliki integritas tinggi,” kata Presiden Joko Widodo dalam pernyataan resmi menyampaikan belasungkawa.
Sebagai seorang birokrat dan akademisi, kiprah Kwik ditandai dengan keberanian menyampaikan kritik terhadap kebijakan ekonomi nasional, bahkan saat berada dalam lingkar kekuasaan.
Ia merupakan salah satu figur yang paling vokal dalam merespons krisis moneter akhir 1990-an. Sikap kritisnya tercermin dalam berbagai karya tulis dan buku yang ia hasilkan selama puluhan tahun keterlibatannya dalam isu publik.
Peninggalan
Kontribusinya tidak hanya terbatas pada birokrasi, tetapi juga pada pengembangan dunia pendidikan ekonomi Indonesia.
Di luar pemerintahan, Kwik juga dikenal sebagai salah satu pendiri Institut Manajemen Prasetiya Mulya, serta aktif menulis dan mengajar.
Warisan pemikiran dan integritas pribadi Kwik Kian Gie diakui luas lintas generasi, menjadikannya sebagai rujukan moral dalam diskursus ekonomi-politik nasional.
Profil Singkat Kwik Kian Gie
Kwik Kian Gie lahir pada 11 Januari 1935. Ia adalah ekonom lulusan Universitas Indonesia dan Universitas Erasmus Rotterdam, Belanda.
Sebelum aktif di politik, ia berkiprah di dunia akademik dan bisnis. Di masa Orde Baru, ia dikenal sebagai pengkritik kebijakan ekonomi yang pro-modal asing.
Kiprahnya sebagai Menko Ekuin dan Kepala Bappenas menjadikannya bagian penting dari sejarah transisi ekonomi Indonesia pasca krisis 1998.
