PUI Dukung Sekolah Rakyat, Dorong Pendidikan Solutif Berbasis Nilai Wasathiyah

NN Newsroom

Sabtu, 19 Juli 2025

Ketua Umum DPP Persatuan Ummat Islam (PUI) KH Raizal Arifin (Foto: dok. PUI)

Ringkasan cakupan

NASIONAL.NEWS — Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Persatuan Umat Islam (PUI), KH. Raizal Arifin, menyampaikan apresiasi atas inisiatif Presiden Prabowo Subianto melalui Kementerian Sosial dalam mendirikan Sekolah Rakyat.

Inisiatif tersebut dinilainya sebagai langkah strategis dalam pemberdayaan keluarga penerima manfaat (KPM) serta anak-anak dari kalangan kurang mampu.

Namun demikian, Raizal menekankan pentingnya memperluas cakupan program tersebut melampaui sekadar akses pendidikan dasar.

Lebih jauh Raizal mengingatkan agar Sekolah Rakyat diarahkan untuk melahirkan generasi muda yang mampu menciptakan solusi atas berbagai persoalan hidup yang dihadapi masyarakat.

“Kalau Sekolah Rakyat hanya fokus pada membaca, berhitung, atau pelatihan keterampilan dasar semata, maka itu hanya menambal luka. Kita butuh pendekatan yang menyembuhkan akar masalah: ketidakberdayaan berpikir dan berinovasi,” ujar Raizal.

Konsisten dalam Gerakan Islah

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa PUI, sebagai organisasi yang telah satu abad konsisten dalam gerakan Islah, yakni perubahan dan perbaikan berbasis nilai-nilai Islam yang wasathiyah, memaknai pendidikan sebagai proses membangun daya cipta, iman, adab, serta keberanian menghadapi tantangan hidup.

Raizal menyarankan agar dalam pengembangan kurikulum Sekolah Rakyat dimasukkan pembelajaran yang menanamkan nilai-nilai adab Islami, keimanan, serta karakter moderat (wasathiyah), terutama di wilayah dengan basis umat Islam yang kuat.

“Pendidikan alternatif harus dibarengi dengan visi besar untuk mencetak inovator sosial dari kalangan bawah, bukan sekadar menekan angka kemiskinan,” tambahnya.

Raizal menilai, Sekolah Rakyat memiliki potensi menjadi medium untuk membentuk generasi tangguh dan mandiri, selaras dengan visi bangsa menuju Indonesia Emas.

PUI, menurutnya, siap bersinergi dalam penguatan konten pendidikan serta pemberdayaan komunitas melalui pendekatan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan.

“Indonesia emas tidak akan lahir dari generasi yang hanya tahu menerima. Ia lahir dari generasi yang mampu meraih kesuksesan dengan membuat perbaikan nyata, berlandaskan iman, ilmu, dan etos kerja,” tukasnya.

Raizal berharap model pendidikan alternatif ini menjadi bagian integral dari agenda nasional dalam menyambut bonus demografi.

TERKAIT LAINNYA