NASIONAL.NEWS –– Mahasiswa Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati (SGD) Bandung, mencatat prestasi nasional melalui keberhasilan mereka dalam ajang Lomba Riset Sawit Nasional 2025.
Tim ini menjadi salah satu dari 40 tim pemenang yang diumumkan secara resmi pada Juli 2025, dengan riset inovatif dalam pengendalian penyakit ganoderma boninense, patogen utama penyebab busuk pangkal batang pada kelapa sawit.
Tim riset yang diketuai Raysha Trythatya Nurhaidha bersama tiga anggota lainnya: Nursyafira Asma Humaira, Ratmanuha Putri Mulyawan, dan Silmi Aulia Putri, ini mengusung pendekatan ilmiah berbasis in vitro dan in silico.
Kombinasikan Metodologi Riset
Raysha Trythatya Nurhaidha menjelaskan, riset ini merupakan kombinasi uji laboratorium dengan simulasi komputer yang bertujuan menemukan agen hayati yang efektif dan berkelanjutan dalam menekan perkembangan Ganoderma.
“Inovasi ini penting karena Ganoderma merupakan penyakit kronis yang berdampak besar pada produktivitas sawit. Kami ingin menawarkan solusi berbasis riset ilmiah yang ramah lingkungan dan bisa diterapkan langsung di lapangan,” jelas Raysha dalam keterangannya, Sabtu (2/8/2025).
Riset ini dibimbing langsung oleh Musa’adah, S.Si., M.Biotech., dosen pembimbing yang telah mendampingi tim sejak awal 2025, mulai dari penyusunan proposal hingga tahapan seleksi nasional pada Maret lalu.
Setelah melalui proses evaluasi yang ketat, proposal mereka lolos sebagai salah satu pemenang dari ratusan peserta dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Menurut Musa’adah, temuan ini tidak hanya menjadi simbol dedikasi ilmiah generasi muda, tetapi juga menjadi bagian dari solusi konkret dalam perang panjang melawan Ganoderma, yang selama ini menjadi momok bagi produktivitas kelapa sawit nasional.
Keberhasilan ini juga menjadi penanda signifikan bagi UIN SGD Bandung dalam peta riset nasional. Selain itu, prestasi ini mempertegas kontribusi perguruan tinggi Islam dalam mendukung pengembangan industri sawit yang berkelanjutan.
Penyakit Ganoderma sendiri masih menjadi tantangan serius dalam budidaya kelapa sawit di Indonesia, negara produsen sawit terbesar di dunia.
Pengembangan Riset
Sebagai lanjutan dari penghargaan ini, tim UIN SGD Bandung mendapatkan kesempatan melakukan pengembangan riset selama delapan bulan, dari Agustus 2025 hingga April 2026.
Pada fase ini, mereka akan menguji efektivitas agen hayati yang telah ditemukan sekaligus merancang strategi aplikasi praktis yang bisa dimanfaatkan oleh petani dan pelaku industri.
Diketahui, kompetisi riset ini bertujuan menjaring gagasan inovatif dari mahasiswa dalam menjawab tantangan sektor perkebunan.
Total 40 tim dari berbagai universitas di Indonesia terpilih sebagai pemenang. Setiap tim akan mendapatkan dukungan penuh untuk melanjutkan proyek riset sesuai dengan agenda yang telah dirancang.
“Lebih dari sekadar prestasi akademik, kami ingin membuktikan bahwa inovasi bisa lahir dari mana saja, bahkan dari ruang laboratorium kecil di kaki Gunung Manglayang,” tambah Raysha.