Bitcoin (BTC) saat ini berada dalam fase kritis, dengan harga bergerak di sekitar US$ 96.788. Analisis terbaru dari Glassnode menunjukkan bahwa jika Bitcoin gagal mempertahankan support di level US$ 96.000, risiko penurunan harga ke level yang lebih rendah semakin besar. Hal ini disebabkan oleh minimnya ketahanan harga di bawah level tersebut.
Analisis Indikator Adjusted MVRV Z-Score
Glassnode menggunakan indikator adjusted MVRV Z-Score untuk menentukan level support Bitcoin. Saat ini, harga Bitcoin bertahan di kisaran US$ 96.300, yang menjadi batas penting bagi stabilitas pasar. Namun, jika level ini jebol, support utama berikutnya diperkirakan berada di sekitar US$ 80.100, berdasarkan perhitungan -1,5 standar deviasi. Terakhir kali Bitcoin menyentuh area ini adalah pada November 2024, ketika harga melonjak akibat sentimen positif dari pemerintahan Donald Trump.
Kesenjangan Likuiditas dan Risiko Penurunan
Salah satu faktor yang perlu diwaspadai adalah kesenjangan likuiditas di bawah level harga saat ini. Transaksi antara US$ 92.000 hingga US$ 80.000 terbilang minim, yang dapat mempercepat penurunan harga jika Bitcoin mulai turun ke area tersebut. Jika tekanan jual terus meningkat, harga bisa merosot hingga menyentuh level US$ 71.000, yang menjadi zona pertarungan utama antara pembeli dan penjual.
Bitcoin Terjebak di Antara Permintaan dan Pasokan
Analis pasar Ali Martinez mengungkapkan bahwa Bitcoin saat ini terjebak di antara dua zona utama: permintaan dan pasokan. Zona permintaan berada di kisaran US$ 94.660 hingga US$ 97.540, di mana sekitar 1,43 juta BTC telah dibeli investor. Sementara itu, zona pasokan berada di US$ 97.650 hingga US$ 99.470, yang berisi sekitar 1,16 juta BTC yang siap dijual. Jika Bitcoin berhasil menembus zona pasokan, pasar berpotensi kembali bullish. Namun, jika harga turun di bawah US$ 92.110, dukungan pasar akan semakin lemah.
Tanda-Tanda Positif: Permintaan Masih Kuat
Meskipun harga Bitcoin bergerak dalam kisaran terbatas, ada tanda-tanda positif dari permintaan pasar. Analis dengan nama alias ‘Darkfost’ mengamati bahwa rasio aliran masuk dan keluar Bitcoin di bursa menunjukkan tren akumulasi. Ketika rasio ini turun di bawah angka 1, artinya lebih banyak Bitcoin keluar dari bursa, yang biasanya diikuti oleh kenaikan harga dalam jangka pendek. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua arus keluar ini berasal dari investor ritel, melainkan juga dari transfer rutin ke dompet institusional.
Bitcoin saat ini berada di persimpangan kritis. Jika gagal mempertahankan support di US$ 96.000, risiko penurunan harga ke level US$ 80.000 bahkan US$ 71.000 semakin besar. Namun, permintaan yang masih kuat dan tren akumulasi bisa menjadi sinyal positif bagi pergerakan harga ke depan. Investor perlu waspada dan memantau perkembangan pasar dengan cermat.