Khutbah Jumat di Pesantren Hidayatullah Makassar, Kol Inf Rahman Leho Ajak Teladani Rasulullah

0
76

MAKASSAR — Suasana di Masjid Umar Al Faruq, Pondok Pesantren Hidayatullah, Makassar, Jum’at siang (27/9/2024) ini dipenuhi oleh jamaah yang dengan khidmat mendengarkan khutbah Jumat yang disampaikan oleh Pamen Ahli Pangdam XIV/Hasanuddin Bidang Sosial Budaya, Kolonel Inf. H. Rahman T. Leho, M.Si.

Dalam khutbahnya, ia menekankan pentingnya meneladani Rasulullah Muhammad SAW sebagai sosok Uswatun Hasanah, teladan terbaik bagi umat manusia.

rahman leho tni

Dengan suara penuh ketegasan dan keyakinan, Kolonel Rahman memulai khutbahnya dengan mengingatkan para jamaah tentang firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Ahzab Ayat 21:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah” (QS. Al-Ahzab: 21)

Ayat ini, dijelaskam Kolonel Rahman, mengingatkan umat Muslim agar senantiasa meneladani setiap aspek kehidupan Rasulullah. Rasulullah SAW tidak hanya diutus sebagai pembawa risalah, tetapi juga sebagai suri teladan dalam segala sisi kehidupan—baik dalam beribadah kepada Allah maupun dalam berinteraksi dengan sesama manusia.

Meneladani Akhlak Rasulullah

Salah satu inti dari khutbah yang disampaikan Kolonel Rahman adalah pentingnya meneladani akhlak Rasulullah. Beliau mengingatkan, bahwa dalam setiap perilaku dan ucapan Nabi Muhammad SAW, terkandung akhlak yang mulia, yang harus menjadi pedoman hidup bagi setiap Muslim. Rasulullah SAW adalah manusia yang penuh kasih sayang, penyabar, jujur, dan adil. Beliau selalu menebarkan perdamaian dan kebaikan kepada semua, bahkan kepada mereka yang memusuhinya.

“Pada kesempatan yang amat berharga ini, saya tidak henti-hentinya mengingatkan kita semua untuk selalu bershalawat kepada Nabi dan juga meneladani keagungan akhlaknya,” kata Kolonel Rahman.

Kolonel Rahman menekankan bahwa bershalawat kepada Rasulullah merupakan wujud cinta kita kepada beliau, dan cinta tersebut harus diwujudkan dalam tindakan nyata, yaitu dengan meniru perilaku Nabi dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam khutbahnya, Kolonel Rahman juga membahas tentang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang sedang kita jalani di bulan Rabiul Awal ini. Beliau menjelaskan bahwa kata “maulid” dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai “hari kelahiran”. Oleh karena itu, peringatan Maulid Nabi berarti memperingati hari kelahiran Rasulullah SAW, yang merupakan momen berharga untuk merenungi kembali teladan yang telah beliau wariskan kepada umatnya.

Kolonel Rahman mengajak para jamaah untuk menjadikan peringatan Maulid Nabi sebagai ajang bersyukur kepada Allah. “Kita patut bersyukur karena Allah telah mengutus Rasulullah sebagai suri teladan bagi kita semua,” ujarnya.

Selain itu, Maulid Nabi juga dapat menjadi kesempatan untuk mempererat tali silaturahmi antar sesama. Beliau menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kerukunan dalam masyarakat, terutama di tengah dinamika sosial yang ada saat ini.

Menurut Kolonel Rahman, memperingati Maulid Nabi bukan sekadar seremonial, tetapi harus menjadi momen refleksi untuk meningkatkan kualitas iman dan ketakwaan kepada Allah. “Jadikan Maulid Nabi sebagai momentum untuk memperbaiki diri, memperdalam ilmu agama, dan menghidupkan kembali sunnah-sunnah Rasulullah dalam kehidupan kita sehari-hari,” tambahnya.

Teladan dalam Berbagai Aspek Kehidupan

Lebih lanjut, Kolonel Rahman menegaskan bahwa meneladani Rasulullah tidak hanya terbatas pada ibadah-ibadah ritual seperti shalat dan puasa, tetapi juga mencakup seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam hubungan sosial, pekerjaan, dan bahkan dalam menghadapi berbagai ujian kehidupan. Rasulullah SAW adalah contoh terbaik dalam menghadapi cobaan dengan sabar dan tawakal.

“Dalam setiap tantangan yang beliau hadapi, Rasulullah selalu menunjukkan kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa. Beliau selalu mengandalkan Allah dan tidak pernah putus asa. Ini adalah pelajaran yang sangat penting bagi kita, terutama di zaman sekarang ini ketika banyak di antara kita yang mudah berputus asa saat menghadapi kesulitan,” tutur Kolonel Rahman.

Di akhir khutbahnya, Kolonel Rahman kembali mengingatkan jamaah untuk selalu mengingat Rasulullah dalam setiap langkah hidup. Dengan meneladani Rasulullah, seorang Muslim akan selalu berada di jalan yang benar, jalan yang diridhai Allah. Rasulullah telah memberikan contoh sempurna dalam beribadah, dalam bermuamalah, dan dalam bermasyarakat.

“Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kita semua,” tegasnya, mengutip kembali Surat Al-Ahzab Ayat 21. Beliau mengajak seluruh jamaah untuk memperbanyak dzikir, shalawat, dan selalu mengingat kebesaran akhlak Nabi Muhammad SAW.

Kolonel Rahman mengajak agar momentum peringatan Maulid Nabi tahun ini dijadikan sebagai ajang untuk memperkuat semangat kebersamaan dan persaudaraan di antara umat Islam. Beliau menekankan bahwa persatuan adalah kunci untuk membangun umat yang kuat dan berdaya saing, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam mempersatukan kaum Muhajirin dan Anshar di Madinah.

“Mari kita bersatu, menjaga ukhuwah Islamiyah, dan meneladani Rasulullah dalam segala hal, karena di situlah letak kekuatan kita sebagai umat Islam,” tutup Kolonel Rahman.

Kolonel Rahman menutup khutbah dengan doa, memohon kepada Allah agar umat Muslim senantiasa diberikan kekuatan untuk meneladani Rasulullah dalam setiap aspek kehidupan.*/Adam Sukiman