NASIONAL.NEWS — Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Ummat Islam (DPP PUI) memperkuat kiprahnya di ranah diplomasi dan isu kemanusiaan global melalui audiensi dengan Anggota DPR RI Fraksi PKS, Habib Idrus Salim Aljufri.
Pertemuan yang berlangsung pada Jumat (22/8/2025) di Gedung Nusantara I, Kompleks DPR-RI, Jakarta, ini juga menandai komunikasi intensif antara PUI dan Justice Democratic Forum (JDF), forum internasional yang berfokus pada keadilan dan demokrasi.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri DPP PUI, Adhe Nuansa Wibisono, menyampaikan capaian serta agenda internasional yang telah diikuti oleh organisasinya.
“PUI telah berpartisipasi aktif dalam berbagai forum kemanusiaan internasional, seperti konferensi Palestina di Kuala Lumpur dan agenda Mahfil Charmonai di Bangladesh. Kami juga memiliki perhatian serius terhadap isu-isu minoritas Muslim seperti Rohingya, Kashmir, dan Uighur,” ungkapnya.
Wibisono menambahkan bahwa PUI menjalin komunikasi dengan berbagai perwakilan negara asing, antara lain Pusat Kebudayaan Turki Yunus Emre Enstitusu, serta Kedutaan Besar Tiongkok, Australia, dan Hungaria.
Perkuat Kiprah Kemanusiaan Global
Dalam kesempatan itu Adhe juga menegaskan ketertarikan PUI untuk bergabung dengan aliansi JDF.
“Bergabung dengan JDF merupakan langkah strategis bagi PUI untuk memperluas sayap dan memperkuat kiprah kami dalam advokasi isu-isu kemanusiaan dan demokrasi secara global,” ujarnya.
Selain itu, ia menggarisbawahi kapasitas PUI sebagai salah satu ormas Islam besar di Indonesia dengan basis keanggotaan mencapai 20,6 juta orang.
Menurutnya, PUI juga memiliki kontribusi signifikan di bidang pendidikan melalui ribuan lembaga pendidikan dari tingkat TK hingga perguruan tinggi.
Menanggapi hal tersebut, Habib Idrus Salim Aljufri yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal JDF, menyambut baik minat PUI untuk bergabung.
Ia menjelaskan bahwa JDF adalah forum internasional yang berfokus pada isu perdamaian dunia, keadilan, demokrasi, dan hak asasi manusia, dengan anggota yang berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari akademisi, profesional, politisi, hingga anggota parlemen di Australia, Timur Tengah, Eropa, Malaysia, dan negara lainnya.
“Perlu diperbanyak kerjasama antar kelembagaan seperti PUI ini agar bisa saling memperkuat gerakan advokasi kemanusiaan,” kata Habib Idrus.
Ia menuturkan bahwa keanggotaan organisasi seperti PUI dapat diformalkan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan JDF.
Gerakan dalam Skala Global
Pada kesempatan itu Habib Idrus juga menekankan pentingnya penguatan identitas kelembagaan PUI dalam kancah global.
“PUI perlu memiliki signature seperti rumah sakit dan universitas unggulan, serta memiliki gerakan dalam skala global dengan ciri khas yang diingat oleh masyarakat,” pesannya.
Menutup pertemuan, Wibisono menyebutkan bahwa diskusi ini sangat produktif serta membuka peluang strategis bagi PUI.
Ia menekankan langkah berikutnya adalah mematangkan rencana MoU dengan JDF, sekaligus memperluas jejaring kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan di dalam dan luar negeri.
Pertemuan ditutup dengan komitmen kedua belah pihak untuk menjaga komunikasi dan membangun kolaborasi yang berkelanjutan.
Dengan langkah ini, PUI menegaskan komitmennya untuk memperkuat peran organisasi, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga dalam kontribusi nyata pada isu kemanusiaan dan peradaban global.