Radinka Darrien Nurawan Wakili Indonesia di Forum Diplomasi Pelajar Asia

NN Newsroom

Minggu, 13 Juli 2025

Radinka Darrien Nurawan (Foto. Dok. Hidayatullah Surabaya)

NASIONAL.NEWS — Radinka Darrien Nurawan, santri kelas 11 Boarding SMA Luqman Al Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya, mewakili Indonesia dalam panggung diplomasi internasional bagi para pelajar muda Asia dalam forum Asia Youth International Model United Nations (AYIMUN) 2025.

Selain sebagai simulasi sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa, forum AYIMUN juga merupakan medan latihan generasi muda global untuk mengasah diplomasi, berpikir kritis, dan public speaking terkait isu-isu strategis seperti perubahan iklim, HAM, dan perdamaian dunia.

Tahun ini, forum tersebut mengusung tema “Maintaining a Legacy of Peace in Turbulent Times.”

Serangkaian Seleksi Ketat

Radinka melaju ke Bangkok melalui serangkaian seleksi ketat mulai dari wawancara, penyusunan position paper, dan simulasi sidang.

“Radinka berhasil menjadi bagian dari delegasi Indonesia untuk mewakili suara pelajar Muslim Indonesia dalam forum global tersebut,” ungkap rilis resmi sekolah.

Ustadz Santoso, S.Si., Kepala SMA Luqman Al Hakim Surabaya, turut memberikan apresiasi. Menurutnya, keikutsertaa Radinka menjadi inspirasi bagi santri lainnya untuk terus meningkatkan kualitas diri, tidak hanya dalam akademik dan tahfizh, tetapi juga dalam ajang nasional maupun internasional.

“Kami bangga dengan semangat dan dedikasi Radinka. Ini bukti bahwa santri tidak hanya unggul dalam aspek keagamaan, tetapi juga mampu bersaing dan berkontribusi di tingkat internasional,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa Radinka membawa semangat rahmatan lil ‘alamin ke forum dunia.

Tegaskan Misi Sekolah

Tak hanya menjadi ajang prestasi, lebih jauh kata Santoso, keikutsertaan ini juga menegaskan misi besar sekolah dalam mencetak generasi yang tangguh secara spiritual, unggul secara akademik, dan siap tampil di pentas dunia.

Program Boarding School serta kurikulum integratif menjadi pondasi Radinka dan rekan-rekannya untuk berpikir global tanpa kehilangan identitas keislaman.

Selama beberapa hari ke depan, Radinka akan terlibat dalam forum diskusi intensif, negosiasi multinasional, hingga diplomasi pemuda lintas negara di Bangkok.

Dari kampus pesantren ke meja-meja diplomasi internasional, langkah Radinka menjadi teladan nyata bahwa santri hari ini bisa menjadi pemimpin dunia esok hari.

TERKAIT LAINNYA

Exit mobile version