Wakil Menteri Agama Hadir di Ponpes Hidayatullah Depok, Resmikan Masjid dan Tinjau Khitanan 2000 Anak

NN Newsroom

24 Mei 2025

3
Min Read
Wakil Menteri Agama Republik Indonesia Dr. Romo Muhammad Syafi’i, SH., MH, didampingi Ketua Umum DPP Hidayatullah Ust. Dr. Nashirul Haq, Lc., MA, Penasehat Hidayatullah H. Susilo, Ketua Yayasan Pesantren Hidayatullah Depok, Ust. Lalu Mabrul, M.Pd.I, Habib Ali bin Abdurrahman As-Segaf dan lainnya meresmikan Masjid Ummul Quraa Pesantren Hidayatullah Depok, Sabtu, 24 Mei 2025 (Foto: Mohade Z. Fadhlullah/ Nasional.news)

NASIONAL.NEWS — Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Depok menegaskan peran strategisnya dalam pembangunan bangsa melalui peresmian Masjid Ummul Quraa yang dirangkai dengan peletakan batu pertama pembangunan gedung Taman Kanak-Kanak (TK) Ya Bunayya dan Sekolah Dasar Integral.

Kegiatan ini dilaksanakan di Kampus Hidayatullah Depok, Jalan Raya Kalimulya, Cilodong, dengan dihadiri langsung oleh Wakil Menteri Agama Republik Indonesia, Dr. Romo Muhammad Syafi’i, SH., MH, pada Sabtu (24/5/2025).

Khitanan Massal Gratis 2000 Anak

Peresmian tersebut menjadi terasa semarak dengan digelarnya khitanan massal gratis bagi 2000 anak, sebagai bentuk nyata kepedulian sosial pesantren terhadap masyarakat.

Kegiatan ini sekaligus menunjukkan bagaimana lembaga pendidikan Islam tidak hanya berkutat pada ranah spiritual-formal, melainkan juga menjangkau kebutuhan konkret umat.

Apresiasi Atas Kiprah Kebangsaan Hidayatullah

Dalam sambutannya, Wamenag Syafi’i menyampaikan apresiasi terhadap kiprah Hidayatullah yang dinilainya memiliki kontribusi nyata bagi bangsa.

“Hidayatullah adalah mitra strategis bangsa dalam membangun Indonesia yang beradab dan sejahtera untuk Indonesia Emas 2045,” tegas Wamenag.

Wamenag menegaskan pengakuan negara atas keberadaan dan peran vital pesantren dalam proyek peradaban nasional.

Visi Besar Pemerintah di Bawah Presiden Prabowo

Dalam konteks tersebut, Wamenag Syafi’i juga menjelaskan visi besar pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, yakni untuk meningkatkan kesejahteraan dan menjaga martabat bangsa.

Pendidikan, tegas Syafi’i, menjadi salah satu sektor prioritas yang ditangani pemerintah dengan pendekatan struktural dan inovatif.

Pemerintah, ujarnya, mengambil langkah strategis dengan memecah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menjadi tiga kementerian baru.

Tiga kementerian itu adalah Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendikti Saintek), serta Kementerian Kebudayaan.

Syafi’i menjelaskan, reformasi kelembagaan ini bertujuan untuk meningkatkan fokus dan efektivitas kebijakan pendidikan nasional.

Inisiasi Sekolah Rakyat

Lebih lanjut, kata Syafi’i, Presiden Prabowo juga mendorong pembangunan satu sekolah unggulan di setiap kabupaten/kota, serta membentuk 200 Sekolah Rakyat yang dijalankan oleh Kementerian Sosial.

Kebijakan ini, tegas dia, sebagai ejawantah semangat pemerataan akses pendidikan yang berkualitas sekaligus memberdayakan masyarakat akar rumput.

Dalam sektor lain seperti pertanian dan energi, pemerintah menargetkan surplus pangan dan mengurangi impor minyak sebesar satu juta barel per hari.

Upaya tersebut mencakup pembangunan kilang minyak baru, peningkatan produksi domestik, dan percepatan transisi ke energi terbarukan.

“Presiden bersungguh-sungguh dalam tugasnya, termasuk dalam isu utama keislaman dan Palestina, agar Indonesia dihormati di tingkat internasional,” tambah Syafi’i.

Peran Pesantren Semakin Strategis

Di tengah kebijakan makro tersebut, Syafi’i menilai, peran pesantren tetap relevan bahkan semakin strategis.

“Kita membutuhkan tenaga-tenaga terampil. Apa yang Hidayatullah siapkan itu sangat berguna dan membantu pemerintah serta menjadi tonggak peradaban melalui pendidikan,” jelasnya.

Ia juga menyanggah stigma lama yang menyudutkan pesantren sebagai sarang ekstremisme.

Tak hanya meluruskan persepsi publik, Syafi’i menilai perlunya memulihkan marwah pesantren sebagai pusat ilmu dan moral bangsa.

Dia menegaskan, pesantren adalah lembaga yang sejak masa kolonial berkontribusi besar terhadap perjuangan kemerdekaan, sebagaimana tercermin dalam resolusi jihad yang digagas para ulama.

“Jangan mudah memberikan label teroris, karena pesantren yang mendidik dan menyumbangkan pikiran dan tenaga untuk bangsa. Hidayatullah hadir untuk itu,” katanya.

Dengan setengah berseloroh, Wamenag mengatakan apapun yang dibutuhkan Hidayatullah silahkan mengajukan kepada pemerintah karena Hidayatullah memiliki visi misi yang jelas hadir untuk mencerdaskan bangsa dan sebagai mitra pemerintah.

“Apa saja yang Hidayatullah butuhkan, saya langsung tanda tangan. Tidak perlu lobi sana sini, keluar uang. Tinggal telepon saya. Saya langsung tanda tangan sekarang juga,” katanya.

Pada kesempatan tersebut hadir Ketua Umum DPP Hidayatullah Ust. Dr. Nashirul Haq, Lc., MA, H. Susilo, penasehat sekaligus salah satu penyokong setia perjuangan pesantren, Ketua Yayasan Pesantren Hidayatullah Depok, Ust. Lalu Mabrul, M.Pd.I, Habib Ali bin Abdurrahman As-Segaf, Bunda Aisah selaku Pengawas Vanilla Hijab.*/

TERKAIT LAINNYA

Exit mobile version