15 Fakta Menjawab Kenapa Sih Akhir-akhir Ini Indonesia Sering Gempa

Oke, jadi kamu pasti udah sering denger berita soal gempa yang sering terjadi di Indonesia belakangan ini, kan? Ada yang di selatan Jawa, ada yang di sekitar Sumatera, dan gak ketinggalan juga yang dekat Selat Sunda dan Mentawai.

Dalam pekan ini saja terjadi hampir lebih dari tiga gempa di tanah air termasuk yang terjadi di Berau, nama daerah yang mungkin belum pernah kamu denger, dengan magnitudo 5,5, jarak 55 km dari Kabupaten Kutai Timur, Kaltim, pada 15 September lalu.

Bacaan Lainnya

Mungkin kamu bertanya-tanya, “Kok bisa ya?” Nah, mari kita bahas bareng-bareng soal penyebab, potensi, dan dampaknya, terutama yang ada hubungannya sama Megathrust yang ada di sekitar Selat Sunda dan Mentawai-Siberut.

Sebanyak 15 fakta ini sebagian besar disadur dari keterangan Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono yang diterbitkan di laman resmi bmkg.go.id pada tautan berjudul “Tentang Gempa di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut yang “Tinggal Menunggu Waktu”, Senin, 19 Agustus 2024:

gempa bumi

1. Letak Indonesia yang Diapit Tiga Lempeng Besar

Pertama-tama, kita harus paham nih kalau Indonesia ini letaknya kayak di zona panas lempeng tektonik. Bayangin aja, ada tiga lempeng besar: Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik. Tiga lempeng ini sering banget bergerak dan saling gesek-gesekan di bawah kita. Ini yang bikin wilayah kita rentan banget sama gempa.

2. Fenomena Megathrust Sang Aktor Utama

Nah, ada satu zona di Indonesia yang sering disebut-sebut sebagai salah satu yang paling berbahaya, yaitu zona Megathrust. Nama ini bukan buat film superhero, tapi lebih ke zona gempa besar di mana lempeng tektonik samudera bergerak di bawah lempeng benua. Dalam kasus kita, Lempeng Indo-Australia yang “nabrak” ke bawah Lempeng Eurasia di sekitar Selat Sunda dan Kepulauan Mentawai. Ini bisa menghasilkan gempa besar yang punya potensi tsunami. Ngeri, kan?

3. Megathrust Sunda dan Mentawai-Siberut Si Raksasa yang Sedang Tidur?

Zona Megathrust ini semacam monster yang tidur, tapi kapan saja bisa bangun dan ngamuk. Ahli seismologi bilang, Selat Sunda dan Mentawai-Siberut udah punya seismic gap yang artinya di zona ini belum terjadi gempa besar selama beberapa ratus tahun. Itu berarti energi yang terpendam udah banyak, dan ketika lepas, dampaknya bisa sangat besar.

4. Apa Itu Seismic Gap?

Singkatnya, seismic gap adalah wilayah di mana gempa besar diharapkan terjadi karena tekanan di bawahnya sudah lama terbangun tapi belum terlepas. Jadi kayak elastis yang ditarik terus-terusan, tinggal nunggu waktu sampai lepas dengan kekuatan besar.

5. Mungkinkah Terjadi Tsunami Besar Lagi?

Kalau ngomongin gempa di zona Megathrust, nggak bisa kita lepasin dari potensi tsunami. Ingat kejadian tsunami 2004 di Aceh yang menghancurkan sebagian besar wilayah pesisir? Nah, zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai punya potensi serupa untuk menghasilkan tsunami besar karena gempa yang mungkin terjadi di sini biasanya di bawah laut, yang otomatis bisa bikin air laut bergerak secara besar-besaran.

6. Selat Sunda Lebih dari Sekadar Tempat Wisata

Kita semua tau Selat Sunda itu terkenal karena keindahannya, tapi di bawah permukaan laut yang tenang itu, tersimpan zona rawan gempa. Para ahli bilang, gempa besar di sini hanya “tinggal menunggu waktu”.

7. Zona Subduksi Kunci Semua Kekacauan

Proses subduksi atau gesekan lempeng ini kayak aktor utama dalam drama gempa di Indonesia. Ini terjadi ketika lempeng yang lebih berat, dalam hal ini Lempeng Indo-Australia, menyelam di bawah Lempeng Eurasia. Gesekan ini menghasilkan tekanan besar yang bisa memicu gempa.

8. Kenapa Sekarang Sering Banget Gempa?

Ada banyak spekulasi kenapa gempa makin sering terjadi. Salah satunya adalah karena ada beberapa zona yang “aktif” setelah periode tenang. Jadi setelah energi terakumulasi selama puluhan atau bahkan ratusan tahun, lempeng-lempeng ini mulai “gerak” lagi, melepaskan energi dalam bentuk gempa.

9. Gempa Megathrust Mengubah Bentang Alam Secara Masif

Gempanya nggak cuma getaran biasa, lho. Gempa di zona Megathrust bisa benar-benar mengubah bentuk bentang alam di sekitarnya. Misalnya, beberapa pulau bisa tenggelam atau sebaliknya, muncul pulau baru akibat tekanan yang terlepas. Keren, kan? Tapi juga menakutkan.

10. Seberapa Besar Potensi Kerusakan dari Megathrust

Bayangin aja, kalau gempa besar terjadi, nggak cuma bangunan yang rusak, tapi juga infrastruktur penting seperti jalan, jembatan, dan pelabuhan. Ini yang bikin wilayah terdampak jadi lumpuh. Kalau ditambah tsunami, kerusakannya bisa lebih masif lagi.

11. Kapan Gempa Megathrust Terjadi?

Pertanyaan ini sering banget ditanya, tapi jawabannya nggak pernah pasti. Ilmuwan bisa memperkirakan potensi, tapi waktu pastinya belum bisa diprediksi. Yang bisa dilakukan sekarang adalah terus memantau aktivitas lempeng dan bersiap sebaik mungkin.

12. Wilayah Pesisir Jadi yang Paling Rentan

Daerah pesisir, terutama yang dekat dengan zona subduksi, adalah yang paling rentan terdampak. Ini karena gempa di laut lebih mungkin memicu tsunami, dan kalau garis pantainya dekat, dampaknya akan lebih cepat dirasakan.

13. Megathrust Tidak Hanya Mengancam Indonesia

Zona Megathrust nggak cuma ada di Indonesia, lho! Di seluruh dunia ada beberapa zona megathrust, seperti di Jepang, Selandia Baru, dan Pantai Barat Amerika Serikat. Artinya, fenomena ini adalah bagian dari dinamika bumi yang lebih besar.

14. Tsunami 2018 di Selat Sunda Contoh Nyata

Gempa yang memicu tsunami di Selat Sunda pada 2018 adalah pengingat betapa rawannya wilayah ini. Waktu itu, letusan Gunung Anak Krakatau yang memicu longsoran bawah laut menyebabkan tsunami yang menewaskan ratusan orang. Ini bukti bahwa Selat Sunda memang rentan terhadap bencana alam besar.

15. Megathrust Bukan Hanya Soal Bencana

Meskipun menakutkan, zona Megathrust juga punya manfaat. Tanah vulkanik yang subur di banyak daerah pertanian Indonesia, terutama di Jawa dan Sumatera, adalah hasil dari aktivitas tektonik dan vulkanik selama ribuan tahun. Jadi, di balik ancamannya, ada juga manfaat buat kehidupan kita.

Apa yang Bisa Dilakukan?

Jadi, gimana dong kita menghadapi semua ini? Salah satu langkah yang bisa diambil adalah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang potensi bencana dan pentingnya persiapan menghadapi gempa dan tsunami. Ini termasuk latihan evakuasi, membangun infrastruktur yang tahan gempa, dan memastikan sistem peringatan dini berfungsi dengan baik.

Indonesia memang berada di zona gempa yang sangat aktif, dan gempa besar di zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut bisa terjadi kapan saja. Meskipun begitu, kita bisa mengurangi dampaknya dengan bersiap dan waspada.

Jangan lupa, alam semesta bekerja dengan caranya sendiri, kita sebagai manusia harus cerdas dalam menghadapinya, dan, yang tidak kalah penting, mari selalu berdoa kepada Allah SWT agar kita dijauhkan dari bencana alam baik yang datangnya dari atas (langit) dan lingkungan alam (bumi).

بِسْمِ اللَّهِ الَّذِى لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَىْءٌ فِى الأَرْضِ وَلاَ فِى السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Bismillahilladzi laa yadhurru ma’asmihi syai-un fil ardhi wa laa fis samaa’ wa huwas samii’ul ‘aliim

“Dengan menyebut nama Allah yang dengan sebab nama-Nya tidak ada sesuatu pun di bumi maupun di langit yang dapat membahayakan (mendatangkan mudharat). Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui)”

(cdi/nas)

Pos terkait