Anggota Badan Kita Akan Mengatakan yang Sesungguhnya

istt

DI PENGADILAN terakhir nanti di hadapan Allah Subhanahu wa ta’ala, manusia akan dihadapkan dengan anggota badannya sendiri. Ketiga anggota badan akan bersaksi atas perbuatan manusia selama di dunia.

Pengadilan Maha Agung dan Pengadilan yang Maha Adil. Anggota badan akan berbicara apa adanya terhadap apa yang diperbuat oleh anak cucu Adam semasa hidupnya.

Sebagaimana Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

يَّوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ اَلْسِنَتُهُمْ وَاَيْدِيْهِمْ وَاَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

“Pada hari, (ketika) lidah, tangan, dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan” (QS An Nur : 24).

Lidah, tangan, dan kaki akan bersaksi atas segala perbuatan manusia. Lidah akan mengatakan apa adanya. Tangan akan berbicara apa saja yang pernah ia lakukan.

Kaki pun akan mengungkapkan semua peristiwa kemana saja ia dilangkahkan. Semuanya akan bersaksi.

Shalat

Mendirikan shalat bukan hanya sekedar memenuhi kewajiban sebagai muslim. Lebih dari itu shalat merupakan salah satu benteng pertahanan bagi manusia terhadap perbuatan yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.

Screning pertama yang dilakukan oleh malaikat terhadap manusia saat di alam kubur adalah tentang shalat. Jika baik shalatnya maka akan baik pula lah amalan yang lainnya. Lidah, tangan, dan kaki tidak perlu bersaksi atas manusia yang shalatnya baik dan sempurna.

Wudhu

Sebagai salah satu syarat dalam mendirikan shalat adalah berwudhu, dengan cara mensucikan diri. Pada saat orang berwudhu, terbagi kedalam tiga bagian penting, yaitu membasuh bagian atas (mulut, hidung, muka, kepala, telinga); membasuh bagian tengah (tangan, sikut) ; dan membasuh bagian bawah (kaki).

Keutamaan wudhu yang dijelaskan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits berikut ini:

إِذَا تَوَضَّأَ الْعَبْدُ الْمُسْلِمُ – أَوِ الْمُؤْمِنُ – فَغَسَلَ وَجْهَهُ خَرَجَ مِنْ وَجْهِهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ نَظَرَ إِلَيْهَا بِعَيْنَيْهِ مَعَ الْمَاءِ – أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ -، فَإِذَا غَسَلَ يَدَيْهِ خَرَجَ مِنْ يَدَيْهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ كَانَ بَطَشَتْهَا يَدَاهُ مَعَ الْمَاءِ أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ -، فَإِذَا غَسَلَ رِجْلَيْهِ خَرَجَتْ كُلُّ خَطِيئَةٍ مَشَتْهَا رِجْلَاهُ مَعَ الْمَاءِ – أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ – حَتَّى يَخْرُجَ نَقِيًّا مِنَ الذُّنُوبِ

“Jika seorang hamba yang muslim atau mukmin berwudhu, ketika dia membasuh wajahnya, maka keluarlah dari wajahnya tersebut semua kesalahan yang dilakukan oleh pandangan matanya bersama dengan (tetesan) air atau tetesan air terakhir (yang mengalir darinya). Ketika dia membasuh kedua tangannya, maka keluarlah dari kedua tangannya tersebut semua kesalahan yang dilakukan oleh kedua tangannya bersama dengan (tetesan) air atau tetesan air terakhir (yang mengalir darinya). Ketika dia membasuh kedua kakinya, maka keluarlah dari kedua kakinya tersebut semua kesalahan yang dilakukan (dilangkahkan) oleh kedua kakinya, bersama dengan (tetesan) air atau tetesan air terakhir (yang mengalir darinya), sehingga dia keluar dalam keadaan bersih dari dosa (yaitu dosa kecil, pen.)” (HR. Muslim no. 244).

Jangan Lalai

Kita dianjurkan untuk saling mengingatkan tentang hal kebajikan dan kebenaran. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :

اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ࣖ

“Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran” (QS. Al ‘Asr: 3).

Mari kita jaga lidah kita untuk tidak suka bergunjing dan berkata kata yang tidak perlu dan yang tidak pantas. Gunakan lidah untuk menyampaikan sesuatu dengan perkataan baik dan benar.

Biasakan tangan kita untuk menulis yang baik baik dan benar, dan tidak mengambil yang bukan hak kita. Langkahkan kaki kita di jalan yang lurus dan benar, jalan yang diridhai Allah Subhanahu wa ta’ala.

Semoga lidah, tangan, kaki kita akan dapat menyelamatkan kita pada hari pengadilan terakhir nanti. Semoga kita selalu mendapat petunjuk serta hidayah dari-Nya.

Semoga pula kita dapat mengoptimalkan permata yang ada dalam hidup kita yaitu permata kebaikan untuk menghantar kita menjadi insan pilihan dan masuk ke dalam kategori muttaqin (orang yang memiliki ketakwaan), In syaa Allah.

Kebenaran itu sesungguhnya datang dari Allah Subhanahu wa ta’ala dan Dia lah Yang Maha Benar. Kesalahan merupakan kedhaifan dari penulis. Dan Kepada Nya jualah penulis memohon ampunan atas segala kelemahan, kealpaan dan kesalahan.

Selamat menunaikan ibadah Shaum Ramadhan 1445 Hijriah. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala menerima dan meridhoi shaum kita. Aamiin. Salam sehat selalu buat semua. Wallahua’lam Bisshawab.

Wassalam
H. BBS

Pos terkait