Cacar air dan cacar monyet adalah dua penyakit yang sering dianggap serupa karena gejala awalnya yang mirip, seperti munculnya ruam pada kulit. Namun, kedua penyakit ini disebabkan oleh virus yang berbeda dan memiliki karakteristik klinis yang berbeda pula. Dalam artikel ini, kita akan mengulas secara mendalam tentang perbedaan antara cacar air dan cacar monyet, mencakup penyebab, gejala, cara penularan, diagnosis, pengobatan, dan pencegahannya.
Perbedaan antara cacar air dan cacar monyet
Penyebab
2.1. Cacar Air
Cacar air disebabkan oleh virus varicella-zoster, yang termasuk dalam keluarga virus herpes. Virus ini sangat menular dan biasanya menyerang anak-anak, meskipun orang dewasa juga dapat terinfeksi jika belum pernah terkena sebelumnya atau belum divaksinasi.
2.2. Cacar Monyet
Cacar monyet, di sisi lain, disebabkan oleh virus monkeypox, yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus, keluarga Poxviridae. Virus ini memiliki hubungan yang dekat dengan virus penyebab cacar (smallpox), namun memiliki tingkat fatalitas yang lebih rendah. Cacar monyet awalnya ditemukan pada monyet, namun juga dapat menyerang manusia.
Gejala Klinis
3.1. Gejala Cacar Air
Gejala cacar air umumnya muncul dalam 10 hingga 21 hari setelah terpapar virus. Gejala awal meliputi demam, lelah, sakit kepala, dan hilangnya nafsu makan. Setelah itu, ruam muncul di seluruh tubuh, dimulai dari wajah, dada, dan punggung, lalu menyebar ke seluruh tubuh. Ruam ini berkembang menjadi bintik merah yang berubah menjadi lenting berisi cairan, yang kemudian mengering dan membentuk keropeng.
3.2. Gejala Cacar Monyet
Gejala cacar monyet biasanya muncul dalam 5 hingga 21 hari setelah terinfeksi virus. Gejalanya termasuk demam, sakit kepala hebat, nyeri otot, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Setelah 1-3 hari demam, muncul ruam yang sering kali dimulai di wajah, kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya. Ruam ini juga berubah menjadi lenting yang berisi cairan, kemudian menjadi pustula, dan akhirnya mengering menjadi keropeng. Pembengkakan kelenjar getah bening adalah gejala khas yang membedakan cacar monyet dari cacar air.
4. Cara Penularan
4.1. Penularan Cacar Air
Cacar air sangat menular dan dapat menyebar melalui kontak langsung dengan ruam atau melalui udara ketika penderita batuk atau bersin. Virus ini juga dapat menyebar melalui kontak dengan benda atau permukaan yang terkontaminasi oleh cairan dari ruam.
4.2. Penularan Cacar Monyet
Cacar monyet dapat menular dari hewan ke manusia melalui gigitan, cakaran, atau kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau luka dari hewan yang terinfeksi. Penularan antar manusia terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh, luka di kulit, atau benda yang terkontaminasi. Penularan juga dapat terjadi melalui droplet pernapasan dalam jarak dekat.
5. Diagnosis
5.1. Diagnosis Cacar Air
Diagnosis cacar air umumnya dilakukan berdasarkan gejala klinis yang jelas, seperti ruam khas dan riwayat kontak dengan penderita. Tes laboratorium jarang diperlukan kecuali dalam kasus yang rumit.
5.2. Diagnosis Cacar Monyet
Diagnosis cacar monyet lebih kompleks dan melibatkan pemeriksaan laboratorium. Tes PCR (Polymerase Chain Reaction) adalah metode yang paling umum digunakan untuk mendeteksi virus monkeypox dalam sampel cairan dari ruam atau darah pasien.
6. Pengobatan
6.1. Pengobatan Cacar Air
Cacar air biasanya sembuh dengan sendirinya dalam 1-2 minggu tanpa memerlukan pengobatan khusus. Pengobatan yang diberikan biasanya bersifat simtomatik, seperti obat antipiretik untuk mengurangi demam dan losion kalamin untuk mengurangi gatal. Dalam kasus yang lebih serius, terutama pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, dokter mungkin meresepkan obat antivirus seperti acyclovir.
6.2. Pengobatan Cacar Monyet
Pengobatan cacar monyet umumnya juga bersifat simtomatik. Namun, tidak seperti cacar air, cacar monyet memiliki risiko komplikasi yang lebih serius. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan antivirus seperti tecovirimat, yang telah disetujui untuk pengobatan infeksi poxvirus. Penderita cacar monyet juga disarankan untuk melakukan isolasi untuk mencegah penularan lebih lanjut.
7. Pencegahan
7.1. Pencegahan Cacar Air
Vaksinasi adalah cara paling efektif untuk mencegah cacar air. Vaksin varicella biasanya diberikan dalam dua dosis pada anak-anak dan orang dewasa yang belum pernah terkena atau divaksinasi sebelumnya. Selain itu, menghindari kontak dengan penderita cacar air juga dapat mengurangi risiko tertular.
7.2. Pencegahan Cacar Monyet
Pencegahan cacar monyet melibatkan penghindaran kontak dengan hewan yang terinfeksi serta praktik kebersihan yang baik, seperti mencuci tangan dengan sabun setelah menyentuh hewan atau benda yang mungkin terkontaminasi. Meskipun belum ada vaksin spesifik untuk cacar monyet, vaksin cacar (smallpox) diketahui memberikan perlindungan silang terhadap virus monkeypox.
8. Kasus-Kasus yang Dilaporkan
8.1. Kasus Cacar Air
Cacar air adalah penyakit yang umum terjadi di seluruh dunia, terutama pada anak-anak. Meskipun vaksinasi telah menurunkan jumlah kasus secara signifikan di banyak negara, wabah kecil masih bisa terjadi, terutama di komunitas yang cakupan vaksinasinya rendah.
8.2. Kasus Cacar Monyet
Cacar monyet awalnya lebih umum terjadi di daerah pedesaan di Afrika Tengah dan Barat, namun pada tahun-tahun terakhir, kasus telah dilaporkan di berbagai negara di luar Afrika, termasuk Eropa, Amerika, dan Asia. Penyebaran ini biasanya terkait dengan perjalanan atau impor hewan dari daerah endemik.
9. Perbedaan Utama Antara Cacar Air dan Cacar Monyet
Untuk merangkum perbedaan utama antara cacar air dan cacar monyet:
- Penyebab: Cacar air disebabkan oleh virus varicella-zoster, sedangkan cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox.
- Gejala Khas: Cacar air ditandai dengan ruam yang menyebar dari wajah ke tubuh, tanpa pembengkakan kelenjar getah bening. Cacar monyet memiliki gejala serupa dengan pembengkakan kelenjar getah bening yang jelas.
- Cara Penularan: Cacar air menyebar lebih mudah melalui udara, sedangkan cacar monyet lebih sering menular melalui kontak langsung dan droplet pernapasan dalam jarak dekat.
- Pengobatan: Pengobatan untuk kedua penyakit umumnya simtomatik, namun cacar monyet lebih serius dan mungkin memerlukan antivirus khusus.
- Pencegahan: Vaksinasi sangat efektif untuk mencegah cacar air, sedangkan pencegahan cacar monyet lebih fokus pada menghindari kontak dengan sumber infeksi dan menggunakan vaksin cacar sebagai perlindungan.
10. Kesimpulan
Cacar air dan cacar monyet adalah dua penyakit yang, meskipun memiliki beberapa kemiripan dalam gejala awalnya, berbeda secara signifikan dalam penyebab, cara penularan, dan pencegahan. Memahami perbedaan ini penting untuk mencegah penyebaran dan mengelola pengobatan yang tepat jika terinfeksi. Dengan adanya vaksin untuk cacar air dan langkah-langkah pencegahan yang efektif untuk cacar monyet, kita dapat mengurangi risiko terkena kedua penyakit ini.
11. Pertanyaan yang Sering Diajukan
1. Apakah cacar monyet bisa dicegah dengan vaksin cacar air?
Tidak, vaksin cacar air tidak memberikan perlindungan terhadap cacar monyet. Namun, vaksin cacar (smallpox) dapat memberikan perlindungan terhadap cacar monyet.
2. Berapa lama masa inkubasi cacar air dan cacar monyet?
Masa inkubasi cacar air berkisar antara 10 hingga 21 hari, sedangkan cacar monyet antara 5 hingga 21 hari.
3. Apakah cacar air dan cacar monyet berbahaya bagi ibu hamil?
Ya, kedua penyakit ini dapat berbahaya bagi ibu hamil dan janin, dan dapat menyebabkan komplikasi serius.
4. Bagaimana cara membedakan antara cacar air dan cacar monyet?
Pembengkakan kelenjar getah bening pada cacar monyet adalah gejala khas yang membedakannya dari cacar air. Selain itu, riwayat kontak dengan hewan liar atau perjalanan ke daerah endemik juga dapat menjadi petunjuk.
5. Apakah cacar monyet lebih berbahaya dibanding cacar air?
Cacar monyet umumnya lebih serius dibandingkan cacar air, terutama karena dapat menyebabkan komplikasi yang lebih parah dan memerlukan perawatan medis yang lebih intensif.
6. Apa yang harus dilakukan jika terkena cacar monyet?
Jika Anda mengalami gejala cacar monyet, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan pengobatan. Isolasi diri untuk mencegah penularan lebih lanjut juga sangat dianjurkan.