NASIONAL.NEWS — Pemerintah terus memperlihatkan keterbukaan dengan membangun komunikasi intensif bersama berbagai elemen bangsa.
Hal itu mengemuka dalam pertemuan silaturahmi Presiden Prabowo Subianto dengan perwakilan sembilan organisasi pemuda lintas iman di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (1/9/2025).
Dialog yang berlangsung menegaskan komitmen pemerintah untuk membuka ruang komunikasi rutin bersama tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh agama, dan tokoh adat.
Usai pertemuan, para pimpinan organisasi pemuda lintas agama ini memberikan keterangan pers bersama terkait hasil pembicaraan dengan Presiden.
Ketua Umum PP Pemuda Katolik, Stefanus Gusma, mengatakan dalam pertemuan itu pihaknya berharap pemerintah secara rutin dan aktif membangun ruang komunikasi dan dialog bersama para tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh agama, dan tokoh adat, baik di tingkat nasional ataupun daerah.
“Poin lima tadi juga langsung mendapat respons luar biasa. Bahkan pertemuan silaturahmi semacam ini dijadwalkan rutin oleh Bapak Presiden,” ujarnya seperti disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (2/9/2025).
Pertemuan tersebut meneguhkan bahwa sejumlah aspirasi masyarakat telah lebih dahulu direspons langsung oleh Presiden Prabowo. Stefanus menyampaikan bahwa hal ini di luar dugaan pihaknya.
“Beberapa harapan kami yang sebelum sempat kami sampaikan ke Pak Presiden ternyata sudah direspons baik dan sangat lugas,” jelasnya.
Sampaikan Tujuh Poin Aspirasi
Organisasi Pemuda Lintas Iman dalam forum itu menyampaikan tujuh poin utama aspirasi. Pertama, memberikan apresiasi atas gerak cepat Presiden Prabowo dan pemerintah dalam menanggapi berbagai tuntutan masyarakat.
Kedua, mereka meminta evaluasi gaya komunikasi pejabat agar lebih sensitif, empatik, dan mengedepankan ruang dialog.
“Poin kedua tadi juga langsung dijawab dengan lugas oleh Bapak Presiden dan beliau memang langsung mengkonsolidasikan. Tadi hadir juga Ibu Ketua DPR dan Ketua MPR,” tambah Stefanus.
Poin ketiga adalah penugasan aparat keamanan untuk menjaga ketertiban secara terukur, tidak represif, dan menindak tegas aksi anarkistis.
Keempat, mendesak negara menjamin kebebasan beribadah serta mempermudah pendirian rumah ibadah dengan mengevaluasi aturan yang menghambat.
Poin kelima, yaitu membangun komunikasi rutin dengan tokoh masyarakat, pemuda, agama, dan adat di seluruh tingkatan, menjadi salah satu hal yang langsung disambut positif Presiden. Menurut Stefanus, agenda silaturahmi semacam ini akan dijadwalkan secara reguler.
Selanjutnya, poin keenam menekankan agar pemerintah menindaklanjuti tuntutan rakyat terkait penundaan kenaikan pajak bumi dan bangunan, pencegahan pemutusan hubungan kerja, kepastian upah layak, dan percepatan program makan bergizi gratis yang tepat sasaran.
Adapun poin ketujuh, organisasi pemuda mendukung komitmen Presiden mempercepat pengesahan RUU Perampasan Aset di DPR sebagai wujud pemerintahan yang kuat dan bersih.
Aspirasi terakhir, yang kedelapan, adalah dukungan terhadap implementasi program Asta Cita Presiden Prabowo serta akselerasi program prioritas dengan melibatkan kader Pemuda Lintas Iman di seluruh Indonesia.
Serukan Jaga Ketertiban
Selain Stefanus, Ketua Umum GP Ansor, Addin Jauharudin, pada kesempatan itu juga memberikan arahan tegas kepada para kadernya.
Ia meminta agar seluruh pemuda menjaga ketertiban dan keamanan sebagai bagian dari upaya mempercepat pemulihan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.
“Jangan ragu-ragu selama aspirasi itu benar maka kita kawal, tapi kalau sudah merusak semua fasilitas, ini tentu akan merugikan kita semuanya. Maka ambil peran maksimal dan jaga Indonesia,” tegas Addin.
Menurutnya, silaturahmi ini menjadi momentum penting dalam memperkuat komunikasi antara pemerintah dan generasi muda lintas iman.
Respon cepat Presiden Prabowo terhadap berbagai isu publik dipandang sebagai langkah yang meneguhkan dialog nasional demi stabilitas sosial, politik, dan ekonomi.