DEPOK – Wakil Dekan Program Pascasarjana Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor Hendri Tanjung mengingatkan pentingnya membangun kemandirian ekonomi umat sebab sektor ini masih tertinggal kendati mulai bergeliat.
Namun, untuk terus menumbuhkannya menjadi sebuah gerakan kolosal dalam rangka menguatkan ketahanan ekonomi umat, maka dibutuhkan sumberdaya manusia yang tidak sedikit dan memiliki mentalitas berkompetisi sekaligus.
“Untuk melakukan dakwah dengan baik khususnya dakwah di bidang ekonomi, maka kita harus siapkan sumberdaya manusia dengan bekal skil yang memadai,” kata Hendri dalam arahannya di acara Penugasan Dai Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Hidayatullah di Gedung Aula Sekolah Pemimpin Kampus Hidayatullah Depok, Jawa Barat, Selasa (7/6/2022).
Menurut Hendri, umat Islam mestinya punya mentalitas yang kuat ditopang dengan daya dukung berupa kemampuan berkompetisi sebagaimana diperintahkan dalam Al Quran surah Al Isra’ ayat 84.
Dia menjelaskan, kata “syakilah” pada ayat Al Quran tersebut berarti skill atau kemampuan dan setiap orang sejatinya memiliki keunikan dan kelebihannya masing masing.
“Setiap orang diberikan oleh Allah karunia skil yang berbeda beda. Kita semua di ruangan ini punya skil yang berbeda beda. Maka kita lihat orang dengan skilnya, dan kalau kita bekerja yang sesuai dengan skil kita, kita happy. Bahagia. Kita enak,” katanya.
Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi Badan Wakaf Indonesia (LSP BWI) menegaskan, untuk tampil terdepan dan menjadi pelopor maka kita harus memilih mau menjadi pemain atau sekedar penonton. Memilih menjadi pemain memang berisiko. Bisa ditekel, bisa patah tulang. Seperti pemain bola.
Peran dai sarjana menurut Hendri amat dibutuhkan apalagi dai yang menjalankan tugas mengajak orang berbuat baik dimana hasilnya serahkan sepenuhnya kepada Allah SWT.
Hendri juga berpesan kepada wisudawan sarjana STIE Hidayatullah ke-VII ini agar terus mengasah diri dengan banyak membaca, belajar, berlatih, dan terjun secara langsung untuk memahami problem yang dihadapi masyarakat dan berusaha hadirkan solusi.
“Jangan bosan untuk belajar. Belajarlah, karena kita perlu. Tapi ilmu yang didapatkan juga harus diamalkan, sebab akan sia sia jika hanya menjadi pengetahuan belaka,” katanya menadaskan.
Acara Penugasan Dai Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Hidayatullah ini juga dihadiri Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IV M. Samsuri, pembina dan pengawas Pondok Pesantren Hidayatullah Depok, Ketua Yayasan Hidayatullah Depok Ust Lalu Mabrul.
Hadir juga Ketua Senat STIE Hidayatullah Depok Dudung A. Abdullah, Ketua STIE Hidayatullah Muhammad Saddam dan jajarannya, mantan Anggota Dewan Mudzakarah Hidayatullah yang juga mantan Ketua STIE Hidayatullah Abdul Muhaimin serta unsur orpen, amal, dan badan usaha Hidayatullah beserta tamu undangan, tokoh agam dan masyarakat.
Tampak pula pengurus DPP Hidayatullah Drs Wahyu Rahman dibersamai Muhammad Arfan AU yang sekaligus membacakan SK Penugasan Dai ini.*/Anchal