Indonesia Tegaskan Siap Turunkan 20.000 Personel untuk Perdamaian Gaza

NN Newsroom

Rabu, 24 September 2025

Indonesia Tegaskan Siap Turunkan 20.000 Personel untuk Perdamaian Gaza (Foto: Youtube BPMI Setpres)

Spektrum bahasan

NASIONAL.NEWS — Dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang digelar di New York, Presiden Indonesia Prabowo Subianto menegaskan komitmen negara untuk berperan aktif dalam menjaga perdamaian global.

Pidato ini menarik perhatian media internasional, termasuk media Israel, The Times of Israel, yang menyoroti pernyataan Prabowo mengenai keamanan Israel dan upaya mencapai perdamaian.

“Jika dan ketika Dewan Keamanan PBB dan majelis agung ini memutuskan, Indonesia siap mengerahkan 20.000 atau bahkan lebih putra-putri kami untuk membantu mengamankan perdamaian di Gaza,” tegas Prabowo, menegaskan keseriusan Indonesia dalam kontribusi nyata di arena internasional.

Pernyataan Prabowo ini menjadi salah satu pokok utama dari pidato yang menekankan diplomasi aktif dan keterlibatan langsung dalam misi perdamaian.

Media asing mencatat bahwa Indonesia, meski berpenduduk Muslim terbesar di dunia, belum memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Israel. Namun, Prabowo menekankan pentingnya penghormatan terhadap hak-hak Israel sebagai syarat tercapainya perdamaian sejati.

“Kita juga harus mengakui, kita juga harus menghormati, dan kita juga harus menjamin keselamatan dan keamanan Israel. Hanya dengan begitu kita dapat mencapai perdamaian sejati,” ujarnya, dikutip The Times of Israel, Rabu (24/9/2025).

Pidato Presiden RI ini juga menekankan prinsip Indonesia tentang kekuatan dan kebenaran. “Indonesia menginginkan perdamaian yang menunjukkan bahwa kekuatan tidak dapat menghasilkan kebenaran,” kata Prabowo, menggarisbawahi filosofi diplomasi yang menekankan keadilan, bukan dominasi.

Selain itu, Prabowo menyatakan dukungan penuh kepada PBB sebagai lembaga internasional yang menjadi tumpuan harapan dunia. “Kami percaya pada PBB. Kami akan terus melayani di mana perdamaian membutuhkan penjaga – bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dengan pasukan di lapangan,” ujarnya.

Prabowo menegaskan kesiapan Indonesia untuk memainkan peran strategis dalam operasi perdamaian dunia, tidak sekadar melalui diplomasi retoris, tetapi juga melalui keterlibatan militer yang terorganisir.

Pidato Presiden juga menyentuh aspek budaya dan keberagaman Indonesia dengan menutup ucapannya menggunakan salam nasional dan internasional.

“Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Shalom, Om shanti shanti shanti om. Namo Budaya,” ucap Prabowo menutup pidatonya. Salam ini sering ia sampaikan sebagai sebuah simbol persatuan dan penghormatan lintas agama, budaya, dan bangsa.

Pandangan Pengamat

Pengamat politik, Mazlis B. Mustafa, menilai salam Prabowo ini mencerminkan cara Indonesia menggabungkan diplomasi formal dengan identitas nasional yang kaya, menekankan bahwa perdamaian global harus dibangun dari kesadaran multikultural.

“Tampaknya Prabowo ingin menegaskan posisi Indonesia sebagai negara multikultural yang tidak hanya berperan di kawasan Asia Tenggara, tetapi juga aktif di panggung global,” kata Mazlis.

Mazlis melihat, pernyataan Prabowo mengenai kesiapan Indonesia menurunkan puluhan ribu personel untuk menjaga perdamaian Gaza sekaligus menegaskan bahwa diplomasi nyata memerlukan keberanian, sumber daya, dan kesiapan bertindak di lapangan.

“Pidato Prabowo di PBB kemarin menjadi cermin bagaimana Indonesia berupaya menyeimbangkan identitas nasional, prinsip diplomasi, dan tanggung jawab global,” kata Mazlis.

Dalam dunia yang kompleks dan penuh tantangan, Mazlis menambahkan, langkah tegas seperti ini menunjukkan bahwa peran Indonesia tidak sekadar sebagai pengamat, tetapi sebagai pelaku aktif yang siap berkontribusi demi stabilitas dan perdamaian internasional.

TERKAIT LAINNYA

Exit mobile version