Ketua Umum PP Muhammadiyah Puji Sosok Mendiktisaintek Baru, Prof Brian Yuliarto.

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir, menyampaikan apresiasi dan dukungannya atas dilantiknya Prof Brian Yuliarto sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) yang baru. Pelantikan dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Rabu (19/2/2025) sore. Prof Brian, yang merupakan Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB), menggantikan Satryo Soemantri Brodjonegoro.

Ketua Muhammadiyah

Dalam keterangannya, Prof Haedar menyatakan optimisme bahwa Prof Brian mampu menjalankan amanah dengan baik. Ia memuji sosok ilmuwan yang dikenal brilian dan berprestasi ini sebagai figur yang tepat untuk memajukan dunia pendidikan tinggi di Indonesia.

“Muhammadiyah mendukung penuh kepercayaan Presiden RI kepada Prof Brian Yuliarto. Kami optimistis beliau mampu membawa perubahan positif bagi pendidikan tinggi, sains, dan teknologi di Tanah Air,” ujar Haedar, Rabu (19/2/2025).

Haedar juga menegaskan kesiapan Muhammadiyah untuk melanjutkan kerja sama dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek). Saat ini, Muhammadiyah memiliki 163 perguruan tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) yang tersebar di seluruh Indonesia, bahkan beberapa di luar negeri. Ia berharap kebijakan Kemendiktisaintek di bawah kepemimpinan Prof Brian dapat mengedepankan prinsip inklusivitas, kesetaraan, dan keadilan, sehingga perguruan tinggi swasta mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkembang sebagaimana perguruan tinggi negeri.

Sosok dan Prestasi Prof Brian Yuliarto

Prof Brian Yuliarto, kelahiran Jakarta, 27 Juli 1975, adalah ilmuwan dengan spesialisasi di bidang teknologi nano dan kuantum. Ia menyelesaikan pendidikan S-1 Teknik Fisika di ITB pada 1999, kemudian melanjutkan studi S-2 dan S-3 di University of Tokyo, Jepang, pada bidang Quantum Engineering and System Science. Gelar Master of Engineering (M.Eng) dan Doctor of Philosophy (PhD) diraihnya masing-masing pada 2002 dan 2005.

Karier Prof Brian di ITB dimulai pada 2006, dan dalam usia 43 tahun, ia berhasil meraih gelar profesor. Dalam pidato pengukuhan guru besar, ia menyoroti potensi alam Indonesia untuk mendukung pengembangan teknologi nano. Fokus risetnya mencakup pengembangan nanomaterial untuk aplikasi sensor dan energi, termasuk menciptakan sensor gas berbahaya, polutan, hingga alat diagnostik untuk penyakit seperti kanker dan hepatitis.

Kolaborasi riset Prof Brian tidak terbatas pada lingkup nasional. Ia telah menjalin kerja sama dengan peneliti internasional dan menerbitkan 329 artikel ilmiah yang terindeks Scopus, dengan 5.618 sitasi dan h-indeks 38. Beberapa hasil risetnya juga telah mendapatkan pengakuan berupa paten.

Berbagai penghargaan telah diraih Prof Brian, di antaranya:

  • Habibie Prize 2024
  • World’s Top 2% Scientist 2024
  • Top 1 Indonesia Researcher Nanoscience & Nanotechnology 2023
  • Peneliti Terbaik ITB 2021
  • Dosen Berprestasi Bidang Saintek ITB 2017

Selain berkiprah di dunia akademik, Prof Brian juga aktif di organisasi kemasyarakatan, termasuk Muhammadiyah. Ia menjabat sebagai Ketua Majelis Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis (LKKS) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Barat periode 2023-2027, serta Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Cibeunying Kaler Bandung periode 2023-2027.

Dengan latar belakang akademik yang kuat, pengalaman riset yang luas, dan dedikasi dalam berbagai organisasi, Prof Brian dinilai sebagai figur yang tepat untuk membawa perubahan signifikan di sektor pendidikan tinggi, sains, dan teknologi Indonesia.

Pos terkait