Memaknai Idul Fitri Lebih dari Sebatas Tradisi

Saat kita berlebaran di Hari Raya Idul Fitri, kebahagiaan menyapu seluruh sisi kehidupan manusia sebagai individu dan sekaligus secara sosial. Wajar, pasca sebulan penuh berpuasa, puncaknya tak sekadar makan, tapi bisa bertemu dan berkumpul dengan keluarga tercinta.

Seperti apa bahagia itu? Rasanya sulit untuk digambarkan.

Bacaan Lainnya

Tetapi beberapa video menarik bisa jadi perwakilan penjelasan. Seperti seorang reporter stasiun tv yang melakukan liputan di arus mudik, lalu mendengar lantunan takbiran yang menggugah, seketika suaranya berat dan air matanya membasahi kedua pipinya. Seperti itu mungkin, bahkan lebih dari sebatas itu.

Jadi dalam Idul Fitri menguat kecintaan kita kepada sesama, menjadi kokoh kerinduan bertemua kedua orang tua dan keluarga. Bahkan sekadar ingin memeluk keponakan atau anak yatim di kampung halaman menjadi headline yang berkelebat di dalam benak dan pikiran kita.

Pantas kalau di Hari Raya Idul Fitri, lisan kita akan sempurna dalam bahagia dengan mengucapkan takbir, tahlil dan tahmid.

Syawal

Lebih indah lagi saat kita mengerti dimana Idul FItri itu berada. Ya, di bulan Syawal.

Syawal artinya meningkat. Jadi kalau kita sadar arti Syawal maka dalam suasana bahagia, kita punya sebuah amanah alam dari dimensi waktu bernama Syawal. Yakni, jangan pernah kendor dalam kebaikan-kebaikan. Mulai dari ibadah sampai amal sholeh yang telah berhasil kita lakukan selama Ramadhan.

Saat Ramadhan orang ilustrasikan sebagai bulan madrasah, momentum sekolah ruhiyah, maka Syawal adalah masa pembuktian. Benarkah kita lulus dengan predikat baik. Dan, bisa kah usai lulus Ramadhan kita tetap menjadi orang baik dengan kebaikan yang terus meningkat.

Agenda Utama

Memerhatikan secuil fakta tentang Idul Fitri itu, kita dapat mengambil satu kesimpulan penting bahwa dalam suasana bahagia Hari Raya Idul Fitri kita harus segera memiliki agenda utama.

Apa agenda utama itu? Seperti saat Real Madrid memenangkan liga, ia tak bisa berleha-leha terlalu lama. Segera berlatih, berkomunikasi untuk menatap kompetisi selanjutnya.

Demikian pun dengan kita, ketika kalender Syawal bergerak dari 1 ke 3 dan ke 5 lalu 7 dan seterusnya, kita mesti segera kembali memiliki agenda utama. Dan, sebagaimana pesan Ramadhan, agenda utama kita adalah mempertahankan dan meningkatkan iman dan taqwa. Kunci utama meraih hidup bahagia.*

Mas Imam Nawawi

Pos terkait