SAYA dan empat pemuda berkumpul setiap pekan untuk mendiskusikan berbagai hal, gadget dan termasuk logika nubuwwah.
Pertemuan kali ini menghadirkan diskusi menarik tentang pengaruh gadget terhadap cara berpikir dan hidup.
Abdi, salah satu peserta diskusi, menyoroti dampak negatif dari kecanduan gadget.
“Gadget, sosmed, game online… kita terlalu banyak menghabiskan waktu untuk hal-hal yang kurang produktif,” ujarnya.
Ia mengajak teman-temannya untuk lebih bijak dalam menggunakan gadget.
Senada dengan Abdi, Habibie menambahkan bahwa terlalu banyak mengonsumsi konten yang tidak bermutu dapat membelenggu pikiran.
“Logika kita akan tumpul jika terus-menerus terpapar informasi yang tidak bermanfaat,” tegasnya.
Ia mendorong teman-temannya untuk lebih banyak membaca dan mencari ilmu.
Sementara itu Adnan pemuda asal Bone, Sulawesi Selatan itu memberikan perspektif yang lebih luas.
“Kita perlu sering bertemu dan berdiskusi untuk saling memotivasi,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya hidup sesuai tuntunan Nabi.
“Jangan khawatir soal masa depan. Kita cukup fokus pada apa yang bisa kita lakukan hari ini,” tambahnya.
Bahaya Kecanduan Gadget
Sisi yang lain, Masyhuri menyoroti bahaya kecanduan gadget.
“Gadget itu seperti candu. Kita sulit untuk berhenti,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya disiplin dalam menggunakan gadget dan menghubungkannya dengan konsep logika nubuwwah.
“Semua yang kita lakukan harus diniatkan karena Allah,” tegasnya.
Koordinator diskusi Andi Yasbakhun, peserta diskusi yang terakhir memberikan pendapatnya.
Ia mengakui sulitnya mengubah kebiasaan menggunakan gadget.
“Over informasi membuat kita bingung,” ujarnya.
Ia juga menyoroti masalah materialisme yang seringkali mengaburkan tujuan hidup.
Dilema Generasi Muda
Diskusi para pemuda ini merefleksikan dilema yang dihadapi oleh generasi muda saat ini. Di satu sisi, mereka ingin memanfaatkan teknologi untuk berbagai tujuan, namun di sisi lain, mereka juga khawatir akan dampak negatifnya.
Logika Nubuwwah sebagai Solusi?
Konsep logika nubuwwah yang dibahas dalam diskusi ini menawarkan sebuah solusi. Dengan memahami dan mengamalkan ajaran Islam, diharapkan generasi muda dapat lebih bijak dalam menggunakan teknologi dan hidup lebih seimbang.
Logika Nubuwwah adalah cara berpikir seperti Nabi Muhammad SAW.
Misalnya, Nabi itu tidak pernah membuang waktu sia-sia. Maka rugi sekali kalau ada anak muda urusannya tidak berfaedah.
Kemudian, Rasulullah SAW itu sangat berakhlak, maka kesukesan seperti apa yang kita harapkan saat dalam pergaulan mudah tersinggung, selalu mau marah dan merendahkan orang lain.
Dalam kata yang lain ada teladan utuh dan menyeluruh dalam diri Rasulullah SAW. Pahami itu secara logis, temukan sistem penjelasnya, lalu bangun sistem kesadaran dalam diri hingga membentuk sistem perilaku yang konstruktif.
Namun, tantangan untuk mengubah kebiasaan masih sangat besar. Kita butuh komitmen dan upaya yang terus-menerus untuk bisa hidup sesuai dengan nilai-nilai yang kita yakini. Inilah fungsi pertemanan, diskusi dan saling menguatkan.[]
*) Imam Nawawi, kolomnis nasional.news dan Direktur Progressive Studies & Empowerment Center (Prospect)