NASIONAL.NEWS (Jakarta) — Pekan Palestine Solidarity Day (PSD) yang digelar oleh Al-Quds Volunteers Indonesia (AVI) selama sepekan resmi berakhir pada Ahad, 30 November 2025. Acara ini menjadi momen kampanye sosial kemanusiaan untuk memperkuat solidaritas bagi rakyat Palestina di tengah tekanan pendudukan dan krisis kemanusiaan yang semakin parah.
PSD ditujukan untuk membangun kesadaran di kalangan masyarakat, terutama komunitas muslim dan generasi muda, agar peduli terhadap situasi di Palestina dan mengenalkan pentingnya dukungan bagi Baitul Maqdis sebagai kiblat pertama umat Islam. Melalui serangkaian kegiatan edukatif dan kampanye solidaritas, AVI berharap gerakan ini menyatukan aspirasi kemanusiaan lintas komunitas dan generasi.
Kegiatan PSD mendapat apresiasi luas dari berbagai tokoh dan komunitas. Musisi nasional yang dikenal sebagai Ebith Beat A menyatakan dukungan dengan menyerukan aksi nyata untuk membantu Palestina.
“Ini tentang kemanusiaan. Ini tentang sebuah negara yang terus-terusan mengalami penjajahan. Dengan adanya Palestine Solidarity Day, mudah-mudahan ini menambah semangat untuk kita terus bergerak, terus berteriak, sampai Palestina merdeka,” ujar rapper kawakan ini.
Apresiasi Palestine Solidarity Day
Pernyataan serupa diungkapkan oleh ulama Habib Ali Zaenal Abidin Al Kaff yang menegaskan bahwa urusan Palestina adalah urusan kemanusiaan dan setiap muslim memiliki tanggung jawab moral untuk memperhatikan nasib saudara-saudaranya.
Dari kalangan tokoh pemerintahan lokal, Abdul Harris Bobihoe selaku Wakil Wali Kota Bekasi juga menyampaikan dukungan dan doa agar rakyat Palestina diberi ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi krisis.
Lebih jauh, dukungan PSD datang dari kalangan organisasi keagamaan dan generasi muda. Ketua umum PUI, KH Raizal Arifin, menyebut bahwa Palestina adalah titik nol keadilan global dan bahwa konflik ini bukan sekadar masalah geopolitik, tetapi isu kemanusiaan yang wajib diperjuangkan bersama.
Sementara dari kalangan pemuda, pendiri komunitas Sumbu Sumbu Pendek, Haidar Akbar, menyerukan agar generasi muda terus memperjuangkan hak asasi dan membangkitkan empati melalui suara dan informasi yang benar.
PSD juga diwarnai upaya nyata berupa penggalangan dana yang melibatkan sejumlah lembaga pendidikan dan pesantren. Kolaborasi ini menunjukkan bahwa solidaritas terhadap Palestina bukan hanya wacana simbolis, tetapi aksi kolektif yang melibatkan berbagai elemen masyarakat di Indonesia.
Aksi solidaritas seperti PSD menjadi penting mengingat kondisi manusia di Palestina saat ini sangat memburuk, terutama bagi perempuan dan anak-anak sebagai kelompok paling rentan.
Wanita dan Anak anak Rentan
Data terkini menunjukkan bahwa di wilayah Gaza terdapat hampir 9.300 anak-anak di bawah usia 5 tahun yang didiagnosis mengalami malnutrisi akut pada bulan Oktober 2025. Kondisi ini diperparah oleh blokade dan keterbatasan akses bantuan kemanusiaan, terutama menjelang musim dingin.
Selain itu, korban sipil terus berjatuhan. Sejak gencatan senjata baru-baru ini, setidaknya 67 anak tewas akibat serangan di Gaza, termasuk seorang bayi, menurut pernyataan dari UNICEF.
Serangan terhadap warga sipil, pemutusan akses bantuan, serta kondisi kesehatan dan sanitasi yang memburuk telah menjadikan perempuan dan anak-anak sebagai kelompok paling rentan dalam krisis kemanusiaan ini.
Presiden AVI, Deni Syahid, menegaskan bahwa gelaran PSD tidak selesai dan menjadi lebih dari sekadar peringatan simbolis. Ia merupakan bentuk nyata kepedulian moral dan ajakan kolektif untuk mendukung keadilan dan kemanusiaan bagi rakyat Palestina.
“Palestine Solidarity Day diharapkan bukan akhir, tetapi awal dari komitmen berkelanjutan untuk membantu mereka yang menderita terutama perempuan dan anak agar suatu saat bisa hidup dengan kemerdekaan, keamanan, dan harapan yang baru,” imbuhnya.
