BAGI seorang muslim, tujuan hidupnya ada dua. Pertama, ingin menggapai kebahagian hidup di dunia. Kedua, ingin menggapai kebahagian hidup di akhirat yang merupakan kehidupan yang kekal dan abadi.
Untuk itu, keduanya harus diperjuangkan dan dipersiapkan.
Dalam hal memenuhi kebahagiaan hidup di dunia diperlukan perjuangan. Berjuang memenuhi kebutuhan pangan, berjuang memenuhi kebutuhan sandang, dan berjuang memenuhi kebutuhan papan.
Semua kebutuhan itu hendaknya kita dapatkan secara halal sesuai dengan tuntunan agama. Jangan sampai apa yang kita perjuangkan untuk kebahagian hidup di dunia didapat dengan cara-cara yang tidak benar.
Karena semua harta yang kita miliki, pasti nanti dimintai pertanggung jawaban. Dari mana harta itu kau dapat. Kemana harta itu kau gunakan, dan untuk apa harta yang kau dapatkan itu.
Ketika kebutuhan duniawi kita perjuangkan, tentu juga kita mempersiapkan kebutuhan hidup untuk ukhrawi. Islam mengajarkan kepada kita untuk hidup yang seimbang antara dunia dan akhirat.
Ada tiga hal yang hinggap dalam hidup manusia, yaitu: 1). Sifat lalai, 2). Sifat pelupa, dan, 3). Mempunyai nafsu.
Ketiga hal itu sering membuat manusia menjadi lengah. Akibatnya, manusia sering menzalimi dirinya sendiri.
Kebutuhan akan duniawi ia perjuangkan matian-matian, sementara kebutuhan akhiratnya terlupakan. Naudzubillah min dzaalik.
Ada dua Warisan yang paling sempurna diberikan Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada manusia. Dua warisan itu adalah, Pertama, berupa Al Quran yang berisi wahyu Ilahi. Kedua, perbuatan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang kita kenal dengan Sunnah-nya.
Jika manusia berpegang teguh kepada dua warisan itu, In syaa Allah hidupnya akan selamat di dunia maupun di akherat nanti.
Amalan
Kehidupan di akhirat merupakan hitung hitungan amal yang kita tabung saat kita berada di dunia. Besar kecil amalan yang kita tabung, itulah yang akan kita cairkan nanti di akhirat.
Warisan yang paling berharga adalah Al Quran. Ada 3 kelompok orang yang mendapatkan warisan berupa wahyu-Nya. Tiga kelompok itu adalah sebagai berikut:
Pertama, kelompok orang yang menzalimi dirinya sendiri. Yaitu, orang-orang yang tidak peduli sama sekali terhadap perintah Allah.
Kedua, kelompok orang yang apa adanya saja. Kelompok ini merupakan kelompok orang-orang yang menjalankan perintah Allah seadanya saja.
Ketiga, kelompok orang yang terlebih dahulu banyak melakukan berbuatan baik. Mereka ini adalah orang-orang yang menjalankan kewajibannya secara sempurna dengan izin Allah.
Allah Ta’ala berfirman:
ثُمَّ اَوْرَثْنَا الْكِتٰبَ الَّذِيْنَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَاۚ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهٖ ۚوَمِنْهُمْ مُّقْتَصِدٌ ۚوَمِنْهُمْ سَابِقٌۢ بِالْخَيْرٰتِ بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيْرُۗ
“Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang besar” (Q.S Al Fathir : 32).
Menurut, Syekh Muhammad Zakkariya al-Kandahlawi dalam kitabnya, Fadhilah Amal, menerangkan ada tiga amalan yang dilakukan manusia ketika hidup di dunia sehingga dia masuk surga tanpa dihisab.
Pertama, orang yang selalu mengingat dan memuji Allah dalam keadaan senang atau susah. Kedua, orang yang sibuk beribadah pada malam hari dan menjauhkan diri dari tempat tidurnya. Ketiga, orang yang berdagang dan berjual belinya tidak melalaikannya dari Mengingat Allah.
Pernyataan Syekh al-Kandahlawi tersebut merujuk pada hadis riwayat Asma’, Rasulullah SAW bersabda, ”Aku mendengar Rasulullah bersabda pada hari kiamat semua orang akan dikumpulkan di suatu tempat. Suara yang diumumkan malaikat pasti akan terdengar semua orang”
Malaikat menggumumkan: “Di manakah orang yang selalu mengingat dan memuji Allah dalam keadaan senang atau susah?”
Mendengar pengumuman itu sekelompok manusia berdiri dan masuk surga tanpa dihisab.
Lalu Malaikat mengumumkan lagi di mana orang yang sibuk beribadah pada malam hari dan menjauhkan diri dari tempat tidurnya? Sekelompok manusia bangun dan masuk surga tanpa dihisab.
Kemudian malaikat mengumumkan lagi di mana orang yang berdagang dan jual belinya tidak melalaikan dari mengingat Allah? Kemudian sekelompok manusia bangun masuk surga tanpa dihisab”.
Pertanyaan untuk Kita
Dari tiga golongan orang yang diuraikan di atas, kita masuk golongan orang yang mana? Hanya Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang Maha Mengetahui tentang umat-Nya.
Tugas kita adalah berusaha dan berikhtiar selagi masih diberi waktu dan kesempatan oleh-Nya untuk meraih salah satu dari tiga golongan orang yang langsung masuk surga tanpa perlu dihisab.
INGAT…!!
Allah Ta’ala berfirman :
“Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang rugi” (QS Al-A’raf : 178).
“Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.”(QS. Ali Imran : 173).
Maha Benar Allah dengan Segala Firman-Nya.
Jangan sampai kita menjadi manusia merugi. Dan marilah kita selalu saling mengingatkan diantara kita agar kita tidak merugi.
اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ࣖ
“Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran” (Q.S 103 : 3).
Kebenaran itu datangnya dari Allah dan kebenaran itu sesungguhnya adalah milik Allah SWT. Kekurangan, kesalahan, dan kekhilafan, semua itu merupakan kedhaifan dari penulis. Kepada-Nya jua penulis memohon ampunan.
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala selalu memberikan kekuatan dan hidayah-Nya kepada kita sehingga kita dapat menjalankan perintah perintah-Nya serta diberi-Nya kita kekuatan dan kemampuan untuk menjauhi segala larangan-Nya. Aamiin.
Wallahu a’lam Bishshawab.
Salam Sehat Selalu
Jakarta, hari kedua di tahun 2024