Solidaritas BMH Tanpa Batas, Warga Penyintas Butuh MCK Darurat

NN Newsroom

Sabtu, 27 Desember 2025

NASIONAL.NEWS (Aceh Tamiang) — Suasana di Masjid Al-Hidayah, Desa Pantai Cempat, Kecamatan Bandar Pusaka, terasa berbeda hari itu, Jumat (26/12/2025). Di tengah sisa-sisa lumpur banjir yang merendam kawasan Aceh Tamiang, ada hangat persaudaraan yang menyeruak usai pelaksanaan salat Jumat.

Ruslan, Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Hidayah, tak mampu menyembunyikan harunya.

Ia berbincang ringan namun mendalam dengan tim Laznas Baitul Maal Hidayatullah (BMH) yang masih setia membersamai warga.

Bagi Ruslan, kehadiran relawan bukan sekadar bantuan logistik, melainkan bukti nyata ukhuwah (persaudaraan) Islam.

“Inilah Islam, Saling Menguatkan”

Di hadapan tim BMH, Ruslan mengungkapkan rasa syukur yang mendalam. Kehadiran relawan yang datang dari jauh—Medan hingga Jakarta—memberikan suntikan moral yang luar biasa bagi warga yang tengah terpuruk.

“Terimakasih, kalau tidak ada teman-teman BMH ini rasanya tak ada yang membuat kami sebahagia sekarang. Teman-teman rela datang jauh dan terus membersamai kami. Sekarang ada lagi pergantian relawan, ini saya rasa sekali, inilah Islam, terus saling menguatkan,” ungkap Ruslan dengan mata berkaca-kaca.

Baginya, konsistensi BMH yang menerapkan sistem rotasi relawan menunjukkan profesionalitas dan komitmen jangka panjang. Tidak datang lalu pergi, tetapi hadir untuk memulihkan hati.

Dari Pangan ke Sanitasi

Solidaritas umat Islam pasca-bencana diakui Ruslan sangat luar biasa. Bantuan pangan mengalir deras sejak hari pertama. Namun, seiring berjalannya waktu, kebutuhan korban banjir mulai bergeser ke aspek yang lebih fundamental dan krusial: Sanitasi.

“Sejak banjir terjadi, tidak lama datang berbagai bantuan. Kalau urusan konsumsi, kami sudah cukup. Bantuan Allah kirim dari mana-mana,” jelas Ruslan.

Ia kemudian menunjuk ke arah pemukiman warga yang porak-poranda.

“Tinggal soal yang sangat mendesak ini adalah MCK Darurat. Mengingat warga tinggal di tenda, rumah hanyut, hancur, dan terendam lumpur, ini perkara krusial bagi warga,” tambahnya.

Kondisi rumah yang tak layak huni memaksa warga bertahan di pengungsian. Tanpa fasilitas Mandi, Cuci, Kakus (MCK) yang memadai, ancaman penyakit menular menjadi teror baru setelah banjir surut. Ini adalah panggilan kemanusiaan bagi kita semua untuk memulihkan martabat mereka melalui sanitasi yang layak.

Respon Progresif BMH

Laznas BMH, yang telah hadir di lokasi hanya dua hari setelah bencana melanda, langsung merespons keluhan tersebut. Interaksi langsung dengan warga membuat BMH memahami peta kebutuhan secara akurat, bukan sekadar menduga-duga.

Rohsyandi Santika, Kepala Departemen Kreatif Program BMH Pusat, menegaskan bahwa lembaganya siap melangkah ke tahap recovery yang lebih strategis.

“Insya Allah BMH akan berupaya membantu warga untuk lebih baik kebutuhan dasarnya ke depan,” terang Rohsyandi usai mendengar aspirasi dari Ruslan.

Langkah ini menegaskan posisi BMH sebagai lembaga yang adaptif dan solutif. Kini, peluang kebaikan terbuka lebar bagi para donatur untuk berkontribusi dalam pengadaan MCK Darurat dan pemulihan hunian. Sebuah kontribusi yang tidak hanya membersihkan raga, tetapi juga menjaga kehormatan saudara-saudara kita di Aceh Tamiang.

TERKAIT LAINNYA

Exit mobile version