DI ERA globalisasi yang kian dinamis, manusia dituntut untuk memiliki keterampilan yang relevan dengan zaman. Tidak ada satu pun individu yang bisa menghindar dari arus perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan, dan komunikasi lintas batas.
Tuntutan ini juga berlaku bagi para santri yang sehari-hari hidup dalam ekosistem pondok pesantren. Santri, dengan seluruh aktivitasnya yang lekat dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah, tetap perlu menguasai keterampilan yang mampu menghubungkannya dengan dunia luar.
Salah satu keterampilan paling penting untuk masa depan adalah bahasa. Bahasa merupakan instrumen komunikasi yang melampaui ruang dan waktu. Ia bukan hanya medium untuk menyampaikan pesan, tetapi juga jembatan untuk memahami ilmu, membangun relasi, serta membuka akses terhadap peluang baru.
Dalam kehidupan modern hari hari ini, bahasa dapat disebut sebagai “aset strategis” yang membedakan seseorang dari yang lain.
Tulisan ini menyoroti tiga bahasa yang sangat penting untuk dikuasai santri dan termasuk oleh siapapun, yaitu Bahasa Arab, Bahasa Inggris, dan bahasa logika (matematika). Ketiganya bukan hanya instrumen komunikasi, tetapi juga pintu menuju masa depan yang lebih luas.
Bahasa Arab Kunci Memahami Sumber Ajaran Islam
Bagi santri, Bahasa Arab bukan sekadar bahasa asing. Ia adalah bahasa Al-Qur’an dan bahasa sehari-hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Menguasai Bahasa Arab berarti menguasai kunci utama untuk memahami sumber pokok ajaran Islam secara mendalam.
Bahasa Arab memiliki kekayaan luar biasa. Satu kata dapat melahirkan puluhan bahkan ratusan turunan dengan makna yang berbeda.
Kekayaan kosakata ini memberi peluang besar bagi siapa saja yang menguasainya untuk memahami karya-karya ulama klasik, tafsir, hadis, hingga literatur keilmuan Islam yang autentik.
Bagi santri, kemampuan berbahasa Arab adalah kewajiban, bukan pilihan. Tanpa penguasaan bahasa ini, pemahaman terhadap Al-Qur’an dan As-Sunnah akan terbatas pada terjemahan yang belum tentu mampu menyingkap kedalaman makna.
Karena itu, penguasaan Bahasa Arab adalah bekal spiritual sekaligus intelektual.
Bahasa Inggris Jendela ke Dunia Internasional
Jika Bahasa Arab membuka pintu ke khazanah keilmuan Islam, maka Bahasa Inggris membuka jalan untuk memasuki cakrawala dunia modern.
Saat ini, Bahasa Inggris telah menjadi bahasa internasional yang digunakan dalam hampir seluruh aspek kehidupan mulai dari pendidikan, teknologi, bisnis, hingga diplomasi.
Bagi santri, menguasai Bahasa Inggris berarti memperluas medan dakwah dan pembelajaran. Santri yang cakap berbahasa Inggris dapat mengakses literatur global, berdialog dengan komunitas internasional, bahkan menyampaikan pesan Islam ke berbagai belahan dunia.
Bahasa ini juga menjadi kunci untuk meningkatkan peluang karier. Banyak perusahaan menjadikan kemampuan Bahasa Inggris sebagai kualifikasi utama.
Dengan demikian, santri yang terampil dalam bahasa ini bukan hanya siap berdakwah, tetapi juga siap bersaing di dunia kerja dan membangun jejaring global.
Kemampuan berbahasa Inggris melatih keterampilan berkomunikasi dengan tepat sesuai konteks.
Dengan kosakata yang luas dan struktur gramatikal yang khas, Bahasa Inggris mendorong pembelajarnya untuk berpikir kritis, terstruktur, dan fleksibel.
Matematika Bahasa Logika dan Sistem Berpikir
Bahasa ketiga yang tidak kalah penting adalah matematika. Meski tidak selalu dianggap bahasa dalam arti tradisional, matematika sesungguhnya adalah bahasa logika. Melalui simbol, angka, dan struktur, matematika menyampaikan makna universal yang dipahami oleh manusia di seluruh dunia.
Bagi santri, kemampuan menguasai matematika sangat penting untuk melatih pola pikir sistematis dan logis. Bahasa logika ini membantu seseorang mengambil keputusan tepat, menyelesaikan masalah kompleks, dan berpikir kritis.
Di era kecerdasan buatan (AI), bahasa logika menjadi semakin vital. Algoritma, komputasi, dan pemrograman semuanya berakar pada prinsip-prinsip matematika.
Dengan menguasai bahasa ini, santri tidak hanya cerdas secara spiritual, tetapi juga mampu menjawab tantangan intelektual zaman modern.
Lebih jauh, mempelajari bahasa logika berkontribusi pada penguatan daya ingat dan kemampuan kognitif.
Santri yang terbiasa dengan matematika akan lebih terlatih dalam menghubungkan ide-ide, membangun argumen, dan menata pemikiran secara runtut.
Sinergi Tiga Bahasa Membentuk Santri Global
Bahasa Arab, Bahasa Inggris, dan matematika, bila dikuasai secara bersama, akan membentuk santri yang cerdas spiritual, intelektual, dan sosial. Beberapa lembaga pendidikan Islam mulai merumuskan visi yang selaras dengan kebutuhan ini.
Salah satunya adalah SMP–MA Hidayatullah Depok yang telah mengintegrasikan ketiga bahasa tersebut dalam visi dan misinya: “Sekolah unggul yang meluluskan santri dengan kemampuan Al-Qur’an, berbahasa, dan sains.” Hal ini menandakan kesadaran bahwa santri masa kini tidak hanya dituntut menguasai ilmu-ilmu klasik, tetapi juga mampu beradaptasi dengan dunia global.
Santri yang menguasai tiga bahasa ini akan lebih percaya diri dalam menjangkau dunia internasional. Ia tidak hanya menjadi penjaga warisan Islam, tetapi juga aktor yang mampu berkontribusi dalam percaturan global.
Bahasa sebagai Sarana Taaruf
Al-Qur’an mengajarkan bahwa perbedaan bahasa dan bangsa adalah sunnatullah. Dalam QS. Al-Hujurat ayat 13, Allah berfirman:
“Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa.”
Ayat ini menegaskan bahwa keragaman bahasa adalah sarana untuk lita‘arafu—saling mengenal dan membangun jembatan antarbangsa.
Dengan menguasai bahasa, santri tidak hanya mampu berinteraksi lebih luas, tetapi juga dapat menebarkan dakwah Islam secara lintas budaya dan lintas negara, sembari menjadikan takwa sebagai landasan utama.
Tiga bahasa yang menjadi bekal utama ini adalah fondasi penting untuk menyiapkan generasi santri yang siap menghadapi masa depan.
Bahasa Arab mengakar pada sumber-sumber Islam, Bahasa Inggris menghubungkan dengan dunia internasional, dan matematika melatih logika universal.
Menguasai ketiganya bukan hanya tuntutan akademik, tetapi juga strategi untuk membangun peradaban Islam yang mampu berdialog dengan dunia modern.
Dengan modal ini, santri dapat menunaikan peran ganda: menjaga kemurnian ajaran Islam sekaligus berkontribusi dalam percaturan global dengan wajah Islam yang ramah, ilmiah, dan penuh manfaat.
*) Mercyvano Ihsan, penulis santri Kelas X peserta kelompok Program Lifeskill Jurnalistik Nasional.news