Riset HCC Ungkap 56 Persen Ibu Indonesia tak Bahagia saat Menyusui Anak

JAKARTA — Sebanyak 6 dari 10 ibu menyusui di Indonesia ternyata tidak bahagia ketika memberikan air susu ibu (ASI) kepada anak. Hal ini ditemukan dari hasil survei yang dilakukan Health Collaboration Center (HCC) terhadap para ibu menyusui di Indonesia.

Pendiri yang juga peneliti Health Collaborative Center, dr Ray Wagiu Basrowi, menyebutkan kurang lebih ada 56 persen ibu yang mengaku tidak bahagia saat menyusui dan menganggap hal tersebut hanya kewajiban semata.

“Sementara, sisanya sebanyak 44 persen mengaku bahagia,” kata Ray pada media gathering Pekan Raya ASI 2022 dengan tema “Hasil Penelitian Terbaru Tentang Ibu Menyusui”, secara daring dari Jakarta, Sabtu (6/8/2022).

Peneliti dari Divisi Kedokteran Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ini mengatakan para ibu harusnya selalu merasa bahagia saat menyusui. Sebab, kebahagian ibu sangat berpengaruh terhadap kualitas dan banyaknya ASI yang bisa dihasilkan.

“Penting sekali kebahagiaan ibu saat menyusui,” kata Ray. Lantas apa yang membuat ibu bahagia saat menyusui?

Faktanya, kata Ray, dukungan suami merupakan sumber kebahagiaan utama para ibu yang sedang menyusui. Peran suami, meski hanya bertanya keadaan dan rutin berkomunikasi, bisa membangkitkan kebahagiaan para ibu yang tengah menyusui.

“Penting bagi suami selalu ada di samping istri yang tengah menyusui karena menyusui itu memang kerja tim dan peran suami sangat penting,” ujarnnya.

Suami yang rutin berkomunikasi, selalu siaga, dan memberikan kasih sayang sangat diperlukan oleh para ibu yang tengah menyusui. Kasih sayang itu bisa berupa pelukan atau hanya mengelus sesekali ketika istri membutuhkan.

“Karena ini sangat berpengaruh terhadap produksi ASI. Bayangkan kalau ibu stres terus, ASI tidak akan lancar efeknya uring-uringan,” katanya.

Selain suami, kebahagiaan lainnya berasal dari mertua. Ibu yang tengah menyusui sangat membutuhkan dukungan psikologis dari mertua mereka.

“Jangan sampai mertua malah bertengkar dengan istri, karena ini berpengaruh terhadap psikologis mereka,” ucap dia.

AINUDDIN

Pos terkait