Berbagi dan Mengikis Diri dari Sifat Kikir

ist

MENGERJAKAN puasa (shaum) sesungguhnya adalah menjalankan perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Seorang muslim yang menjalankan perintah Allah secara benar dan konsekwen, orang tersebut dikatakan sebagai orang yang taat.

Perintah Allah kepada orang yang beriman untuk menjalankan puasa tujuannya adalah agar orang yang menjalankan puasa itu menjadi taqwa.

Bacaan Lainnya

Sama halnya perintah untuk mendirikan shalat dan mengeluarkan zakat serta berinfak dan bersedekah. Semua itu merupakan perintah untuk taat.

Orang yang saat ini sedang menjalankan ibadah puasa dikategorikan sebagai perbuatan yang sifatnya syirriah, perbuatan yang tersembunyi.

Maksudnya, adalah, seseorang yang ketika menjalankan puasa, yang tahu akan puasanya itu adalah dirinya sendiri. Oleh sebab itu dia sangat tahu bagaimana caranya menjaga kemurnian puasanya itu.

Seseorang yang menjalankan ibadah puasa bukan sekedar untuk menahan lapar dan menahan dahaga semata, tetapi lebih dari itu dia ikut merasakan bagaimana orang yang dalam keadaan lapar.

Seorang muslim sejatinya dapat merasakan lapar dan dahaga orang orang yang berkurangan karena dia berpuasa. Dengan demikian maka dia perlu berbagi.

Esensi Puasa

Esensi mendalam yang perlu kita serap dari ibadah puasa yang kita lakukan adalah berbagi.

Ketika seseorang merasakan bagaimana rasanya lapar, maka ia ikut berbagi untuk membantu orang yang sedang dalam keadaan lapar.

Begitu pula perintah untuk berinfak, berzakat dan bersedekah. Semua itu merupakan perintah agar seseorang untuk taat.

Keutamaan dari itu semua adalah Untuk mengikis dari sifat kikir yang ada pada diri manusia.

Jika saat ini kita diberi kelebihan rezeki dalam bentuk materi dan semacamnya, maka seyogyanyalah kita berbagi kepada orang-orang yang memang membutuhkan bantuan dan pertolongan kita.

Ingat, momentum sedekah yang paling baik adalah pada bulan Ramadhan.

أيُّ الصَّدَقَةِ أفْضَلُ؟ قَالَ صَدَقَةٌ فَيْ رَمَضَانَ

Rasulullah saw pernah ditanya, “Sedekah apakah yang paling mulia?” Beliau menjawab: “Yaitu sedekah dibulan Ramadhan” (HR Tirmidzi).

Barangsiapa memberi buka orang yang puasa maka mendapat pahala sebanyak pahala orang puasa tersebut.

Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ فَطَرَ صَائِمًا كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أجْرِ الصَّا ئِمِ لَا يَنْقُصَ مِنْ أجْرِ الصَّائِمِ شَيْئٌ

“Barangsiapa memberi perbukaan (makanan atau minuman) kepada orang yang berpuasa, maka dia akan mendapat pahala seperti pahala orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa tersebut” (HR Ahmad).

Semoga saja puasa yang kita jalani saat ini termasuk amalan-amalan lain yang menyertai puasa kita seperti berinfak, bersedekah, berzakat, dan semacamnya, akan memberi makna kepada kita. Terutama mengenai perlunya kita berbagi serta mengikis dari sifat kikir yang ada dalam diri kita.

Kita berharap Allah Ta’ala membimbing kita ke jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang diridhai-Nya dalam segala hal. Semoga Allah Ta’ala menerima dan meridhai puasa dan amalan lain yang menyertai puasa kita. Aamiin Ya Rabbal’alamiin.

Semoga pula kita dapat mengoptimalkan permata yang ada dalam hidup kita yaitu Permata kebaikan untuk menghantar kita menjadi insan pilihan dan masuk ke dalam kategori muttaqin (orang yang memiliki ketakwaan).

Kebenaran itu sesungguhnya datang dari Allah Ta’ala dan Dialah Yang Maha Benar. Kesalahan merupakan kedhaifan dari penulis dan kepada-Nya jualah penulis memohon ampunan atas segala kelemahan, kealpaan, dan kesalahan.

Selamat menunaikan ibadah Shaum Ramadhan 1445 Hijriah. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala menerima dan meridhai Shaum kita. Aamiin.

*) Penulis adalah pengusaha tinggal di Jakarta

Pos terkait