Duka Mendalam, Mappa Tawil Sosok Pendidik dan Pejuang Lingkungan Desa Santan Tengah Telah Tiada

mappa dan muridnya
Mappa bersama murid muridnya dalam satu kesempatan menyuarakan pentingnya menjaga ekosistem sungai Santan (Foto: Ist/ Nasional.news)

INNAA LILLAAHI wa innaa ilaihi raaji’uun. Kampung Desa Santan Tengah, Kutai Kartanegara, diselimuti duka mendalam atas kepergian salah satu putra terbaiknya, Mappa bin Muhammad Tawil.

Sosok pendidik yang gigih dan penuh dedikasi ini menghembuskan nafas terakhirnya pada usia 51 tahun sekira pukul 04:10 WITA di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Taman Husada Bontang pada hari Selasa, 8 Ramadhan 1445 H (19/3/2024).

Bagi mereka yang pernah berkesempatan mengenal dan berinteraksi dengan almarhum, Mappa dikenang sebagai pribadi yang menyenangkan, penuh perhatian, dan selalu aktif membangun persahabatan.

Suherman Rahman, Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda, menjadi salah satu saksi atas kebaikan hati Mappa.

“Duka cita yang mendalam atas kepergiannya. Semoga Allah mengampuni segala dosa dosanya, dan menerima segala amal kebajikannya. Beliau orang baik, semoga husnul khotimah,” ungkap Suherman.

Di luar dedikasinya sebagai pendidik, Mappa juga dikenal sebagai sosok pejuang lingkungan yang aktif.

Almarhum tak henti-hentinya terlibat dalam berbagai forum yang digelar oleh Tani Muda Santan dalam upaya merawat dan melestarikan ekosistem alam di kampung halamannya.

Bersama dengan para pemuda Santan lainnya yang aktif dalam advokasi lingkungan, seperti Taufik Iskandar, Romiansyah Nebo, dan Adi Rahman, Mappa bahu-membahu menggelar perhelatan akbar Festival Sungai Santan (FSN) yang pertama. Festival ini digagas untuk mengembalikan memori masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.

Sebagai guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK), Mappa tak hanya mengajar materi pelajaran, tetapi juga aktif memberikan edukasi kepada para muridnya tentang pentingnya mencintai dan menjaga kelestarian lingkungan.

Mappa (duduk kedua dari kiri) bersama guru lainnya di SDN 015 Marang Kayu (Foto: Ist/ Nasional.news)

Semangat Menjaga Lingkungan

Dalam beberapa kesempatan Festival Sungai Santan, Mappa selalu mengajak para muridnya untuk membangun kesadaran kolektif dalam menjaga lingkungan. Ia menekankan bahwa kepedulian terhadap lingkungan akan menjaga keseimbangan ekosistem, di mana setiap organisme di dalamnya dapat menjalankan peranannya secara optimal.

Bagi Mappa, terganggunya atau punahnya satu spesies dapat mengakibatkan efek domino pada organisme lainnya, termasuk manusia.

Semangat Mappa dalam merawat lingkungan sejalan dengan titah Tuhan dalam Al-Qur’an surah Ar Ruum ayat 41 yang mengingatkan manusia untuk menjaga alam agar terhindar dari bencana dan kerusakan.

Islam sebagai agama rahmatan lil alamin telah menegaskan kepada umatnya untuk senantiasa menjaga lingkungan demi kemaslahatan dan rahmat di bumi. Menjaga kelestarian ciptaan Allah ini pun menjadi bagian dari ibadah yang dicintai dan akan mendapat pahala dari-Nya.

Selamat jalan, Mappa, sang Pejuang Lingkungan. Semoga engkau mendapatkan kedamaian dan kebahagiaan di alam baka.

Semoga jasa-jasa almarhum dalam melindungi dan melestarikan lingkungan alam menjadi warisan yang terus diingat dan diikuti oleh generasi mendatang.

Semoga inspirasi kebaikan yang engkau tanamkan akan terus bersemi dan menginspirasi banyak orang untuk peduli dan bertindak dalam menjaga kelestarian alam.

Semoga perjuanganmu menjadi pijakan bagi kita semua untuk lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup ini. (ybh/nas)

Pos terkait