Profil Kamaruddin Amin Pemegang Mushaf Pengucapan Sumpah Presiden Prabowo Subianto

JAKARTA – Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, MA, mendapat kepercayaan istimewa saat pelantikan Prabowo Subianto sebagai Presiden Republik Indonesia (RI) ke-8 di Jakarta, Ahad (20/10/2024).

Kamaruddin Amin menjadi pemegang mushaf Al Qur’an saat pengucapan sumpah jabatan Prabowo Subianto sebagai Presiden Republik Indonesia (RI) Masa Jabatan 2024-2029 dalam Sidang Paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan.

Bacaan Lainnya

Yuk mari kenal lebih jauh sosok profesional dan akademisi asal Sulawesi Selatan ini.

kamaruddin amin2

Asal Kamaruddin Amin

Sebelumnya, anak dari Haji Amin dan Guru Hani, dua sosok yang dikenal sebagai guru ngaji di kampungnya, memulai perjalanan pendidikannya di Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, dari tahun 1984 hingga 1989. Setelah menyelesaikan pendidikan di pondok, ia melanjutkan ke jenjang S1 di UIN Alauddin Makassar pada tahun 1990 hingga 1994.

Dikutip dari laman Baznas.go.id, Kamaruddin Amin lahir di Bontang pada 5 Januari 1969 dengan pendidikan terakhir S3 (Ph.D) di Bonn University, Jerman.

Sebelum di Jerman, Kamaruddin studi ke Leiden University, Belanda, dan meraih gelar M.A. pada tahun 1996-1998. Puncak dari perjalanan akademisnya adalah ketika ia menempuh pendidikan Ph.D. di Bonn University, Jerman, dari tahun 2000 hingga 2005, dengan riset untuk disertasi Ph.D.-nya dilakukan di Al-Azhar University, Mesir, pada tahun 2003.

Selain itu, ia juga memiliki sertifikasi internasional dalam bidang manajemen proyek, dengan M.A. di Project Management dari Brainbanch International Certification, Amerika Serikat.

Dalam hal pengembangan kepemimpinan, Kamaruddin mengikuti Diklat Kepemimpinan Tingkat I di Lembaga Administrasi Negara RI pada tahun 2017, dan mengikuti workshop tentang Community Outreach di Coady International Institute, Kanada, pada tahun 2011.

Selama menempuh pendidikan doktoralnya, Kamaruddin mempelajari berbagai disiplin ilmu, termasuk ilmu keislaman dan hubungan antaragama, yang memperkaya perspektifnya dalam memahami isu-isu global yang berkaitan dengan Islam dan masyarakat Muslim.

Kembali ke tanah air, Kamaruddin memanfaatkan pengetahuannya untuk memajukan pendidikan Islam di Indonesia. Ia terlibat dalam berbagai riset dan publikasi ilmiah yang memperkuat posisi akademisnya sebagai salah satu cendekiawan Muslim terkemuka di Indonesia.

Karya-karya akademiknya sering kali mengeksplorasi berbagai dimensi keislaman, mulai dari keilmuan hadis yang menjadi concern-nya hingga studi interdisipliner yang menghubungkan Islam dengan sains dan sosial-humaniora.

Karir di Dunia Pendidikan dan Pemerintahan

Sebelum mengemban jabatan tinggi di Kementerian Agama, Kamaruddin aktif di dunia akademik, khususnya di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, tempat ia menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Kerjasama pada periode 2007 hingga 2012. Di posisi tersebut, ia memperluas jaringan internasional UIN Alauddin, membawa universitas tersebut untuk lebih terlibat dalam kerjasama akademik dengan berbagai institusi pendidikan tinggi di dunia.

Kontribusi Kamaruddin di bidang pendidikan semakin diakui ketika ia dipercaya menjadi Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI pada 2012 hingga 2014. Periode ini menandai kiprah awal Kamaruddin dalam dunia birokrasi pemerintahan tingkat nasional, di mana ia bertanggung jawab mengelola kebijakan-kebijakan pendidikan Islam di Indonesia.

Selama menjabat, Kamaruddin aktif mengembangkan kurikulum yang memperkuat wawasan kebangsaan dan moderasi beragama di kalangan pelajar Muslim.

Setelah masa baktinya sebagai Sekretaris Dirjen Pendidikan Islam, pada tahun 2014 Kamaruddin diangkat menjadi Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, jabatan yang ia pegang hingga 2020.

Dalam perannya sebagai Dirjen, ia memainkan peran penting dalam memperbaiki kualitas pendidikan Islam di Indonesia, baik dari segi kelembagaan maupun kurikulum. Kamaruddin memperjuangkan reformasi pendidikan yang berorientasi pada kemajuan akademis dan penguatan nilai-nilai moral dalam pendidikan Islam. Ia juga terlibat dalam berbagai kebijakan untuk meningkatkan kualitas madrasah, pesantren, dan lembaga pendidikan Islam lainnya di Indonesia.

Di tahun 2020, Kamaruddin diamanahi tugas baru sebagai Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama RI, posisi yang ia pegang hingga saat ini. Dalam kapasitasnya sebagai Dirjen Bimas Islam, Kamaruddin bertanggung jawab atas kebijakan dan program-program yang bertujuan mempromosikan kehidupan beragama yang harmonis di Indonesia.

Kamaruddin termasuk yang amat tekun berperan aktif dalam pembinaan umat Islam di Indonesia, memastikan bahwa ajaran Islam dipraktikkan secara damai dan sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan.

Kiprah di Dunia Ziswaf

Selain menjabat sebagai Dirjen Bimas Islam, Kamaruddin juga berkiprah di bidang pemajuan zakat, infaq, shadaqah, dan wakaf (ziswaf) dimana dia dipercaya sebagai pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI. Sebagai lembaga yang berfokus pada pengelolaan zakat, BAZNAS memiliki peran sentral dalam mengurangi ketimpangan sosial dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui zakat.

Kamaruddin, dengan visi dan keahliannya, memajukan berbagai program inovatif di BAZNAS yang bertujuan untuk memberdayakan umat dan mendukung pembangunan ekonomi umat melalui dana zakat yang dikelola dengan transparan dan akuntabel.

Kepemimpinan Kamaruddin di BAZNAS menekankan pentingnya pengelolaan zakat yang profesional dan berkelanjutan, dengan memanfaatkan teknologi modern untuk mendukung distribusi zakat yang lebih tepat sasaran.

Di bawah arahannya, BAZNAS bertransformasi menjadi lembaga yang lebih dekat dengan masyarakat, melalui kampanye-kampanye zakat yang inovatif dan berorientasi pada pemberdayaan umat. Kamaruddin juga acapkali menguraikan pemikirannya dalam upayanya menguatkan ekosistem ziswaf di tanah air.

Kiprah di Pentas Internasional

Selain kiprahnya di Indonesia, Kamaruddin juga memiliki pengalaman internasional yang luas, terutama di bidang akademik. Selama menempuh pendidikan di Bonn University, Kamaruddin berinteraksi dengan para pemikir dan akademisi dari berbagai negara, yang memperkaya wawasannya dalam memahami Islam dari perspektif global.

Kamaruddin sering diundang sebagai pembicara dalam berbagai konferensi internasional, baik di Asia, Eropa, maupun Amerika, untuk berbagi pandangannya tentang Islam Indonesia, dialog agama, pendidikan, dan masyarakat Muslim di dunia modern.

Keahliannya dalam mengelola isu-isu keagamaan di Indonesia juga membuatnya menjadi salah satu tokoh yang kerap dimintai pendapat dalam berbagai forum internasional. Kamaruddin terlibat dalam berbagai diskusi global mengenai moderasi beragama, deradikalisasi, dan pembangunan karakter umat.

Selain itu, ia juga berperan sebagai penghubung antara pemerintah Indonesia dan komunitas internasional dalam hal diplomasi keagamaan, membantu memperkuat citra Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan kerukunan antaragama.

Itulah profil singkat Kamaruddin Amin, pemegang mushaf Al-Qur’an saat pengucapan sumpah jabatan Presiden Prabowo Subianto. Pria berdarah Bone ini sebelumnya juga sempat disebut sebut menjadi salah satu yang akan masuk kabinet untuk membantu Presiden Prabowo. (nas/ybh)

Pos terkait