Tausiah Inspiratif Dr Nurhayati Hasbi Semarakkan Buka Bersama Pesmadai

WhatsApp Image 2023 04 15 at 12.58.32

CIPUTAT – Pesantren Mahasiswa Dai (Pesmadai) Yayasan Dai Muda Indonesia kembali menggelar kegiatan Buka Puasa bersama. Kali ini momentumnya terasa istimewa sebab dihadiri oleh tokoh pendidik Dr. Hj. Nurhayati Hasbi, M.Pd.

Kehadiran ibu inspiratif ke Pesmadai Ciputat, Jalan Legoso Raya RT. 03 RW. 012, Nomor 66 Ciputat Tangerang, Banten, pada Jum’at (14/4/2023), ini sekaligus mengisi materi pengembangan diri (self development) bertajuk “I’m Not Weird, I’m Limited Edition” dihadapan mahasiswa/ mahasiswi sebelum berbuka.

Mengawali materinya, Nurhayati mengajak hadirin untuk selalu bersemangat. Apalagi menurutnya ini sudah sore hari, dimana biasanya orang puasa agak mulai lemas karena sudah berada diujung hari.

“Harus selalu semangat, apalagi di waktu sore begini merupakan waktu yang mustajab untuk diijabah doa doa kita,” katanya.

Soal waktu mustajabah ini, ibu 2 orang anak ini memiliki pengalaman tersendiri tentang betapa dekatnya pertolongan Allah SWT namun seringkali tak disadari. Ia pun pernah merasakan berada di titik terendah dalam hidupnya, lalu kemudian bangkit berkat limpahan kasih sayang Allah SWT padanya.

Pada kesempatan tersebut Nurhayati berkisah tentang perjalanan hidupnya yang penuh pilu. Ia lahir normal, namun tak bisa berjalan hingga usianya 7 tahun.

“Tadi lihat kan ketika saya berjalan, saya jalannya pincang,” katanya mulai menyuguhkan inspirasi.

Ia mengisahkan, sejak kecil tak bisa berjalan karena sakit polio. Nurhayati kecil hanya bisa berjalan secara merangkak layaknya bayi yang memasuki fase bertumpu atau ditatih. Keadaannya itu dipicu oleh dugaan salah penanganan medis di sebuah rumah sakit.

Sekira setelah ia mendapatkan suntikan, ia tiba tiba mengalami drop hingga akhirnya hanya bisa menghabiskan waktu di tempat tidur.

Sampai pada satu momen di sore hari, ia mendekati sang ibu yang sedang bekerja di dapur. Perlahan lahan dia berusaha mendekati sang ibu dengan merangkak. Sambil menyusuri lantai, ia dengan penuh bersemangat mengatakan mau berjalan dan bisa jalan.

Mendengar ungkapan penuh semangat putrinya yang amat disayanginya itu, sang ibu segera berbalik, lalu menyambut sang anak dengan pelukan hangatnya sambil membisikkan harapan mendalam dengan hati bergetar.

“Kamu bisa nak, kamu bisa berjalan. Kamu hebat,” begitulah kurang lebih ungkapan semangat penuh haru sang ibu yang memang sudah lama mengimpikan anak pertamanya itu bisa berjalan.

Tak disangka, tiba tiba Nurhayati kecil yang sudah usia 7 tahun tiba tiba bisa berdiri. Tidak hanya berdiri, dia pun pelan pelan bisa berjalan sambil memegangi dinding. “Aku ingin bisa berjalan,” katanya bersemangat.

Tentu saja pemandangan itu bukan saja bikin sang ibu kaget bukan kepalang, ia pun bahagia dan amat terharu sampai sampai ia berlari keluar rumah sambil berteriak mengabarkan kejadian yang baru saja terjadi.

“Saking senangnya, ibu saya sampai keluar ke tetangga yang rata-rata memang keluarga semua sambil teriak Ati bisa jalan,” kata Nurhayati menceritakan.

Bagi Nurhayati, kedua orangtuanya menjadi orang yang sangat menginspirasi dirinya. Ia pun masih mengingat jelas bagaimana perjuangan sang ayah dalam pengobatan dirinya.

Belum lagi sang ibu yang tak henti menguatkan Nurhayati setiap kali ia mendapat bullying dari temen temen di sekolahnya karena kondisinya tersebut.

“Karena tak bisa berjalan, setiap hari saya ke sekolah digendong sama ayah dan ibu sampai ke bangku. Dilakukan secara bergantian,” kata anak dari pasangan H. Hasbi dan Hj. Khairani ini.

Sebagai anak yang berkebutuhan khusus karena penyakit yang dideritanya itu, Nurhayati kerapkali menjadi objek ejeken di sekolah. Tak jarang ia diolok olok ketika berada di lingkungan sekolah. “Saya sering di-bully kaki pincang,” katanya tersenyum seraya mengenang peristiwa puluhan tahun lalu itu.

Beruntung Nurhayati punya ibu yang sangat pengertian. Menurutnya, ibunya sosok yang sangat hebat walaupun hanya lulusan sekolah Madrasah. Setiap kali Nurhayati lemah dan gusar karena mendapatkan bullying, sang ibulah yang selalu menguatkan dirinya.

Ia pun lantas membagikan tips dan kiatnya dalan menghadapi masa masa dimana kita berada pada kondisi yang sangat rapuh, merasa tak memiliki apa apa, dan terjatuh terhempas karena perasaan penuh keterbatasan karena cemoohan orang lain.

“Jangan pernah rapuh karena omongan atau perkataan orang lain. Bangun semangat dan kepercayaan diri bahwa kita bisa. Orang lain berkata begitu kan tidak mikir, makanya ngapain kita mikiran omongannya,” katanya memotivasi.

Kendatipun kondisinya amat terbatas, Nurhayati bersyukur sebab ia akhirnya bisa melalui semua proses tersebut. Bahkan ia mampu menyelesaikan pendidikan doktoralnya meskipun keadaannya tak seperti kemampuan fisik pada umumnya orang.

“Alhamdulillah dukungan suami, anak anak, orangtua, dan juga keluarga semua membuat saya mendapatkan banyak sekali anugerah kebaikan dari Allah,” katanya.

Masakan Berbuka Puasa

Tidak hanya datang dibersamai anak beserta sejumlah sanak kerabatnya, dosen Universitas Indraprasta (Unindra) Jakarta ini juga memboyong makanan untuk bahan berbuka puasa dan santap malam. Jumlahnya jangan ditanya, mahasiswa dan santri TK Al Qur’an binaan Pesmadai sampai bisa nambah berkali kali.

Istri Ahmad Septo ini mengatakan memasak sendiri penganan yang dibawa pada kesempatan berbuka puasa tersebut yaitu bakso. Selain itu, ada juga sate, lontong, es buah, mihun, dan banyak lainnya.

“Enak sekali,” kata Direktur Pesmadai Ust. Ahmad Muzakki saat menyantap bakso buatan ibu Nurhayati yang memiliki satu impian yang amat diidamkannya itu menghadirkan taman baca untuk anak di masjid dekat rumahnya di Jakarta Barat.

Pengawas Pesmadai Ust. Imam Nawawi yang turut hadir pada kesempatan tersebut mengatakan materi yang disampaikan oleh Ibu Nurhayati sarat sekali dengan hikmah dan ibrah. Maka, kata dia, amat beruntunglah bagi mahasiswa yang dipilih oleh Allah SWT untuk berkesempatan menyimak materi penting tersebut.

“Semoga dapat menggerakkan kita semua untuk lebih semangat lagi menggapai impian di jalan Allah, sebagaimana telah ditunjukkan oleh Ibu Nurhayati dengan keterbatasan yang ia miliki namun ia mampu menunjukkan bahwa tidak ada yang tidak mungkin,” katanya. (AIN)

Pos terkait