JAKARTA – Akhirnya terjawab sudah gonjang ganjing arah dukungan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) setelah meninggalkan Anies Baswedan. Partai dakwah ini disebut akan bergabung ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) sehingga dengan begitu nama koalisi ini menjadi KIM Plus. Koalisi ini memutuskan akan mengusung Ridwan Kamil dan Suswono sebagi Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk Pikada 2024 mendatang.
Hal ini diamini oleh Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad kepada wartawan di kompleks parlemen, Jakarta, Jumat (16/8/2024) saat ditanya apakah pasangan RK-Suswono yang akan diusung.
Politik di Tanah Air memang selalu dinamis, penuh intrik dan keputusan mendadak. Kesepakatan antara Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus untuk mengumumkan Ridwan Kamil (RK) dan Suswono sebagai pasangan calon adalah salah satu contoh kejutan itu. Pasangan ini disebut akan menggelar deklarasi secaea resmi pada 19 Agustus mendatang.
Namun, apa yang sebenarnya terjadi di balik layar, dan bagaimana keputusan ini bisa memengaruhi peta politik Indonesia ke depan?
Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus bukanlah nama baru dalam politik Indonesia. Koalisi ini dibentuk oleh beberapa partai besar dengan tujuan utama memenangkan Pemilu. Namun, KIM Plus lebih dari sekadar aliansi partai, mereka adalah kekuatan politik yang memenangi kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) lalu. Beberapa partai besar yang tergabung dalam KIM Plus termasuk Partai Gerindra, PKB, Golkar, dan PAN. Koalisi ini tidak hanya kuat secara politik tetapi juga memiliki dukungan finansial dan logistik yang kuat.
Calon yang mereka usung pun tidak sembarangan. Ridwan Kamil, atau yang lebih dikenal dengan RK, adalah sosok yang tidak asing bagi publik Indonesia. Mantan Walikota Bandung dan Gubernur Jawa Barat ini dikenal sebagai sosok muda, visioner, dan inovatif. RK dikenal karena berbagai inovasi yang telah dia terapkan di Jawa Barat, dari segi infrastruktur hingga program sosial.
Sementara, Suswono, adalah nama yang mungkin kurang dikenal oleh generasi muda, tetapi dia adalah sosok yang memiliki pengalaman panjang dalam politik. Dengan latar belakang yang kuat di bidang pertanian, Suswono membawa perspektif yang berbeda dan sangat dibutuhkan dalam konteks pembangunan ekonomi dan ketahanan pangan.
Pemilihan waktu deklarasi pada tanggal 19 Agustus agaknya juga sudah dipertimbangkan matang oleh koalisi gemuk ini sebagai momen strategis untuk memaksimalkan perhatian publik dan media yang juga memiliki makna penting dalam konteks psikologis pemilih. Dari sini KIM Plus tampknya berharap dapat menciptakan momentum yang kuat menjelang Pemilu.
Tapi, sebagaimana tontonan drama politik Tanah Air selama ini di ruang publik kita, segala sesuatunya bisa dengan sangat cepat berubah. Tidak menutup kemungkinan, pengumuman ini akan mendorong terbentuknya koalisi baru atau bahkan perpecahan dalam koalisi yang sudah ada.
Pengumuman ini tentu akan mempengaruhi dinamika politik di Jakarta. Partai-partai lain yang belum menentukan sikap seperti PDIP, PKB, dan lainnya, akan melihat langkah ini sebagai ancaman dan kemungkinan besar akan merespons dengan strategi baru. Mereka tentu bisa saja mempertimbangkan untuk mengusung Anies yang secara popularitas memang belum terkejar dari calon lainnya.
Meskipun KIM Plus tampak solid dari luar, tantangan internal mungkin muncul seiring dengan dinamika yang berkembang. Dalam politik, strategi adalah segalanya. Pemilihan tanggal, pasangan, dan momen pengumuman semuanya direncanakan dengan cermat untuk mencapai hasil yang maksimal. Disamping itu, publik memiliki peran besar dalam menentukan arah politik Indonesia ke depan. Dengan informasi yang tepat, kita semua bisa menjadi bagian dari proses ini.
Begitu pula dengan media yang memiliki peran penting dalam membentuk opini publik tentang kontestasi di Jakarta ini. Cara media melaporkan berita ini akan mempengaruhi bagaimana publik menilai mereka. Menjaga netralitas dalam pelaporan berita akan menjadi tantangan besar bagi media, terutama dalam konteks politik yang sangat polarised seperti ini.
Pemilu di Jakarta mendatang akan menjadi salah satu yang paling menentukan dalam sejarah Indonesia. Kita semua berharap bahwa hasilnya akan membawa Indonesia ke arah yang lebih baik, dengan pemimpin yang mampu membawa perubahan positif. (has/nas)