TANGERANG – Seiring kemajuan teknologi bermacam-macam pula modus penipuan yang dilakukan orang tak bertanggung jawab. Banyak cara dilakukan, bahkan menyertakan identitas yang seperti asli.
Baru baru ini diketahui upaya penipuan dengan menggunakan modus transfer biaya persalinan anak yang akan diadopsi. Beruntung, korban target tak memenuhi keinginan pelaku.
Hal itulah yang dialami Miladiyah Setiawan, seorang ibu rumah tangga di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim). Miladiyah sama sekali tidak menaruh curiga. Namun, lambat laun berbagai keganjilan yang terjadi membuatnya berpikir ulang.
Modus Operandi
Awalnya, Miladiyah menemukan informasi di Facebook bahwa ada seorang keluarga yang ingin mengadopsikan anaknya. Ia pun mencoba mengontak nomor telepon yang tertera dan berhasil terhubung.
Dari komunikasi yang dilakukan, Miladiyah pun sepakat dengan permintaan pelaku bahwa ia cukup mengganti biaya persalinan sebesar 1,6 juta dan anak bayi adopsi bisa diambil di rumah pelaku yang menyebut dirinya sebagai ibu si anak.
Pelaku lalu mengirimkan alamat lengkapnya beserta identitas diri berupa foto KTP untuk meyakinkan korban target. Mereka mengaku pasangan suami istri. Ahmad Nawawi suami dan istirnya Pingkan Pratiwi.
“Mereka mengirimkan KTP lengkap suami istri dan alamat lengkap, itu yang bikin saya percaya. Saya kan nggak ngerti asli apa editan itu KTP-nya,” kata Miladiyah dalam obrolan dengan media Nasional.news, Jum’at (29/12/2023).
Untuk memastikan kebenarannya, Miladiyah meminta saudaranya di Depok untuk mengecek langsung ke alamat yang diberikan pelaku, yaitu Jalan Benteng Jaya, RT. 004/ RW. 005, Sukarasa, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Banten.
Setelah berjam-jam berkeliling karena alamat tak menyertakan detail nomor rumah dan patokan arah yang jelas, akhirnya berhasil ketemu tujuan yang dicari. Sebuah pemukiman padat penduduk.
“Lokasinya memang benar, tapi tidak ada yang kenal Ahmad Nawawi dan Pingkan Pratiwi. Ketua RT yang kami temui juga tidak tahu,” kata Fiqih Ulyana, saudara Miladiyah, yang meninjau langsung ke lokasi alamat yang diberikan pelaku.
Kecurigaan makin menjadi ketika pelaku melalui chat WhatsApp terus meminta agar uang ganti biaya persalinan segera ditransfer ke nomor rekening Bank BRI 3597 0104 4925 531 atas nama Ahmad Nawawi.
Permintaan agar dana segera ditransfer sudah dilakukan pelaku sejak Fiqih dalam perjalanan menuju alamat tujuan dan desakan itu terus dilakukan saat ia tiba di lokasi. Pelaku dengan suara laki laki itu terus menelepon. Anehnya, ia menolak beralih ke panggilan video call (VC) dengan berbagai alasan.
“Dia minta transfer ketika kita sudah mau tiba. Katanya, dia nggak mau ketemu kalau uangnya tidak ditransfer dulu. Katanya, gak mau ketemu juga karena aib,” kata Fiqih.
Akhirnya, karena semakin lama tanpa kejelasan, Fiqih yang ditemani rekannya Rahmawati ini pun memutuskan balik kanan setelah memastikan kalau ini hanyalah modus penipuan belaka.
Penelusuran Nasional.news
Tim Nasional.news sempat menghubungi nomor pelaku dan menanyakan hal serupa tentang niat untuk mengadopsikan anaknya. Rupanya, modusnya persis sama. Pelaku merespon cepat dan mengiyakan.
Nasional.news lantas menanyakan bagaimana prosedurnya. Jawaban yang sama pula didapatkan. Ia menyebut cukup mengganti biaya persalinan saja dan anak bisa diantar ke rumah.
“Transfer aja gak apa apa, biar kami antar ke rumah mba sekarang. Kami ada mobil pribadi kok. Yang penting alamat lengkap dan jelas,” bunyi chat penipu itu yang membalas pertanyaan Nasional.news, ketemu langsung atau transfer. Ejaan sudah disesuaikan.
Pelaku lantas menghapus semua obrolan WhatsApp ketika media ini mengkonfirmasi bahwa ia telah melakukan modus penipuan. Pelaku juga langsung memblokir nomor Nasional.news sehingga tidak dapat lagi terhubung.
Dari penelusuran yang dilakukan, tampaknya pelaku penipuan ini mencatut identitas orang lain. Hal ini tampak dari foto KTP yang berhasil Nasional.news dapatkan dari pelaku, telah mengalami olah digital sedemikian rupa sehingga terlihat seperti asli.
Terus waspada terhadap berbagai modus operandi penipuan. Jangan ragu untuk bertanya serta memverifikasi setiap informasi yang diragukan validitas dan kebenarannya. Atau, laporkan ke Tim Verfak Nasional.news untuk ditelusuri lebih lanjut. (nns/ybh)