Pameran Arsip Kepresidenan “Mari Kemari ke Nusantara” Gali Sejarah Pemindahan Ibu Kota Negara

JAKARTA – Bulan Agustus selalu menjadi momen istimewa bagi bangsa Indonesia. Di tengah kemeriahan bulan kemerdekaan, Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia bekerja sama dengan berbagai instansi pemerintah dan daerah, menggelar sebuah pameran bertajuk “Mari Kemari ke Nusantara”.

Pameran ini menjadi ajang untuk menggali kembali jejak sejarah pemindahan ibu kota negara, dari masa sebelum Indonesia merdeka hingga saat ini, saat Ibu Kota Nusantara mulai menampakkan wujudnya di Kalimantan.

Bacaan Lainnya
pameran mari kemari ke ke nusantara

Pameran ini menghadirkan rangkaian arsip kepresidenan yang mendokumentasikan perjalanan panjang pemindahan ibu kota negara. Sejak masa pra-kemerdekaan hingga era modern saat ini, sejarah mencatat berbagai upaya untuk memindahkan pusat pemerintahan, baik karena kebutuhan mendesak maupun strategi jangka panjang.

Setya Utama, Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara, membuka pameran ini dengan menekankan pentingnya pemahaman masyarakat terhadap alasan di balik pemindahan ibu kota. “Jika kita menelusuri sejarah melalui arsip-arsip ini, kita akan melihat bahwa pemindahan ibu kota bukanlah hal baru. Bahkan pada masa kerajaan, perpindahan ibu kota sudah dilakukan untuk menyesuaikan dengan situasi dan kebutuhan saat itu,” jelas Setya dalam sambutannya.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sekaligus Plt. Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono, juga turut hadir dan memberikan pandangannya. Menurutnya, saat ini perhatian publik tertuju pada perkembangan Nusantara sebagai ibu kota baru. Dalam pameran ini, pengunjung bisa melihat gambaran nyata pembangunan yang tengah berlangsung di Kalimantan, serta bagaimana Nusantara akan menjadi simbol kemandirian dan budaya baru Indonesia.

“Pemindahan ibu kota ini bukan sekadar memindahkan gedung-gedung pemerintahan. Ini adalah transformasi besar yang mencakup banyak aspek, termasuk budaya dan cara pandang kita sebagai bangsa. Melalui pameran ini, kami berharap masyarakat, terutama yang tinggal di Jakarta, dapat memahami betapa pentingnya perpindahan ini,” tutur Basuki.

Pameran “Mari Kemari ke Nusantara” tidak hanya ditujukan untuk mengedukasi masyarakat tentang sejarah dan perkembangan Nusantara, tetapi juga menginspirasi generasi muda untuk berperan aktif dalam pembangunan ibu kota baru ini.

Basuki menyebutkan bahwa Nusantara diharapkan menjadi kota dunia yang terbuka untuk semua, dengan Istana Garuda sebagai simbol kemandirian dan budaya baru Indonesia, yang berbeda dari peninggalan kolonial masa lalu.

Dengan mengusung semangat inklusivitas, pameran ini menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan, mengajak pengunjung untuk merenungi perjalanan sejarah dan melihat masa depan yang sedang dibangun. Arsip, dokumen, foto, dan memorabilia yang dipamerkan, tidak hanya menjadi saksi bisu perpindahan ibu kota, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi mereka yang peduli pada kelestarian warisan budaya dokumenter.

Pameran “Mari Kemari ke Nusantara” yang berlangsung mulai tanggal 8 hingga 20 Agustus 2024 di Galeri Emiria Soenassa, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, ini terbuka untuk umum. Bagi siapa saja yang ingin mengetahui lebih dalam tentang sejarah pemindahan ibu kota negara dan melihat perkembangan Nusantara, pameran ini adalah tempat yang tepat.

Dengan suasana yang edukatif sekaligus interaktif, pameran ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran publik terhadap pentingnya arsip dan dokumentasi sejarah, serta menumbuhkan rasa cinta pada warisan budaya bangsa.

Di akhir perjalanan, pengunjung tak hanya membawa pulang pengetahuan baru, tetapi juga kebanggaan akan sejarah panjang bangsa Indonesia yang terus melangkah maju. Pameran “Mari Kemari ke Nusantara” adalah sebuah perjalanan menyusuri waktu, mengingatkan kita bahwa di setiap perubahan, ada sejarah yang perlu dikenang dan masa depan yang harus disongsong dengan penuh semangat. (dav/iak)

Pos terkait